Minggu, 26 Desember 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (316): Pahlawan Nasional Andi Mapanyuki di Bone; Belanda Mengakui Kedaulatan Indonesia 27-12-1949

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Andi Mapanyuki adalah pahlawan Indonesia yang telah ditabalkan menjadi Pahlawan Nasional (5 November 2004). Andi Mappanyuki adalah ayah Andi Pangeran Petta Rani, Gubernur Sulawesi terakhir (lihat artikel sebelumnya). Andi Mapanyuki adalah Raja Bone yang pernah menentang otoritas Pemerintah Hindia Belanda di Sulawesi Selatan dan juga ikut menuntut dibubarkannya negara federal NIT.

Andi Mappanyukki (lahir 1885 - meninggal 18 April 1967)[1] adalah pejuang dan bangsawan di Sulawesi Selatan. Putra dari Raja Gowa ke XXXIV (Somba Ilang) dan I Cella We'tenripadang Arung Alita, putri tertua Raja Bone. Ia memimpin raja raja di Sulawesi Selatan untuk bersatu dan bergabung dengan NKRI tahun 1950. Sejak berusia 20 tahun mengangkat senjata berperang mengusir Belanda tatkala mempertahankan pos pertahanan kerajaan Gowa di daerah Gunung Sari. Pada tahun 1931 atas usulan dewan adat ia diangkat menjadi Raja Bone ke-32 dengan gelar Sultan Ibrahim, sehingga ia bernama lengkap Andi Mappanyukki Sultan Ibrahim. Gelar Sultan Ibrahim sendiri merupakan gelar yang diberikan kepadanya manakala menjabat Raja Bone kala itu (mangkauE Ri Bone). Pada masa Belanda di Celebes Selatan bernama LJJ Karon. Karena menolak bersekutu dengan Belanda Ia “diturunkan” sebagai raja Bone  dan kemudian diasingkan bersama Istri (permaisuri) dan Putra Putrinya selama 3,5 tahun di Rantepao, Tana Toraja. Ia pernah diangkat memimpin kerajaan Suppa tahun 1902 s/d 1906. Pada tanggal 21 Desember 1957, atas usulan Panglima Daerah Militer Sulsel, Andi Mappanyukki dilantik sebagai Kepala Daerah Bone yang juga masih bergelar sebagai Raja Bone. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, Raja Bone yang sekaligus Kepala Daerah dibantu oleh seorang wakil kepala daerah yaitu Bupati Andi Patoppoi. Menjelang proklamasi, ia juga bertindak sebagai penasihat BPUPKI. Setelah Indonesia merdeka, ia menyatakan bahwa Kerajaan Bone bagian Republik Indonesia. Pada masa RIS ia ikut menuntut Negara Indonesia Timur ke dalam RI. Keteladanan keteguhan dalam berjuang diikuti putra-putranya, Andi Pangeran Petta Rani dan Andi Abdullah Bau Massepe (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Andi Mapanyuki? Seperti disebut di atas, Andi Mapanyuki adalah Radja Bone yang pernah berjuang menentang otoritas Pemerintah Hindia Belanda di Sulawesi Selatan dan menuntut agar NIT dibubarkan dan bergabung dengan NKRI. Lalu bagaimana sejarah Andi Mapanyuki? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Nasional Andi Mapanyuki: Radja Bone di Bone

Tunggu deskripsi lengkapnya

Belanda Mengakui Kedaulatan Indonesia 27-12-1949 dan NIT

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar