Kamis, 22 Desember 2022

Sejarah Madura (51): Industri Manufaktur di Madura, Introduksi Teknologi Baru; Garam di Sumenep dan Genteng di Karang Penang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini 

Produk barang manufaktur tentu saja sudah banyak dan beragam yang dihasilkan di Madura. Produk apa saja yang bertahan sejak tempo doeloe menjadi menarik untuk diperhatikan karena bagian dari sejarah Madura. Ada dua jenis produk maufaktur yang diduga sudah sejak lama eksis (sejak era Pemerintah Hindia Belanda) di Madura dan masih bertahan pada masa ini yakni garam berbahan air laut dan genteng berbahan tanah liat.   


Gerabah Madura, Karya Budaya yang Sangat Tua dan Dilupakan. Gerabah merupakan warisan budaya sangat tua, luas persebarannya dan mampu bertahan hingga sekarang. Gerabah dari tanah bakar dibuat secara tradisional. Gerabah Madura dibuat oleh pengrajin Madura serta mempunyai fungsi-fungsi umum maupun khusus bagi kehidupan masyarakat Madura. Jenis-jenis gerabah Madura berfungsi sebagai benda pakai, benda hias, barang mainan, bahan bangunan dan bernilai ekonomis, sosial, magis dan lain-lain. Madura kaya akan pembuatan gerabah yakni sejenis tanah liat yang berwarna kuning dengan pasir halus. Tanah liat hitam dapat juga dipergunakan tetapi kualitasnya kurang baik. Semua Kabupaten di Madura bahkan sampai di kepulauan terdapat pengrajin gerabah seperti di Mandala Andulang, Duko Ru baru, Angkatan Kangean, Baragung, Pademawa Barat, Dalpenang Pakaporan, Blega, Konang, Geger dan lain-lain. Diantaranya yang sangat terkenal adalah Karangpenang Sampang dan Andulang Sumenep. Diantara daerah-daerah ini ada semacam perjanjian kerja untuk membuat barang-barang yang sudah ditentukan secara turun temurun atau spesialisasi. Dengan spesialisasi ini persaingan dapat dicegah. Gerabah Madura juga memaki kekhasan lokal yang disebabkan oleh keahlian/ketrampilan pengrajin, tersedianya bahan, teknik pembuatan dan teknik pembakaran (https://www.maduracity.com/2021/).

Lantas bagaimana sejarah industri manufaktur di Madura, introduksi teknologi baru? Seperti disebut di atas, produk garam dan genteng di Madura diduga sidah eksis sejak tempo doeloe yang kini masih bertahan. Selain produk lain ada brand yang cukup dikenal luas yakni garam Sumenep dan genteng Karang Penang. Lalu bagaimana sejarah industri manufaktur di Madura, introduksi teknologi baru? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.Kapal Madura (Wijbrant van Warwijck en Jacob van Heemskerck, 1601)

Industri Manufaktur di Madura, Introduksi Teknologi Baru; Garam Sumenep hingga Genteng Karang Penang

Industri adalah usaha sejenis dan manufaktur adalah produksi secara buatan (bukan alami). Industri manufaktur dalam hal ini adalah usaha-usaha di seluruh wilayah Madura yang terbagi dalam bidang-bidang produksi (produks) yang berbeda dengan cara buatan. Produk-produk yang dimaksud antara lain pembuatan garam, grabah/genteng, penganan dan makanan serta minuman.


Daftar produk industri yang berasal dari wilayah Madura dapat diperhatikan rilis tahun 1885 yang disertakan dalam pameran produk (manufaktur) Hindia Belanda (lihat Nederlandsche staatscourant, 09-03-1885). Dalam daftar ini dibedakan antara produksi di Afdeeling Madoera (Bangkalan), Afd Sampang, Afd Pamekasan dan Afd Soemenep. Dalam daftar produk dari Bangkalan antara lain kopek (ikan asin), jenis perahu (sampan, konteng, pantjong kreket dan soedoeh), peralatan pancing tangkar dan sondit, peralatan tenun seperti kantan. onder dan aman. Jika membandingkan antara satu afdeeling dengan afdeeling lainnya cukup banyak jenis perahu. Satu yang unik dan boleh jadi ini penting dalam sejarah Madura adalah produk bendera dengan dua pola warna yakni merah putih dan tjeleng poetih (hitam putih) yang biasanya digunakan oleh kepala kampong.

Dalam pameran 1885, sebagaimana dari daerah lainnya, produk yang ditampilkan dari wilayah Madura diduga kuat merupakan produk unggulan atau produk andalan yang dapat bersaing di pasar perdagangan. Bagaimana dengan garam dan grabah? Garam dan grabah pada masa ini di wilayah Madura diduga dianggap termasuk produk massal seperti halnya padi/beras di wilayah Jawa. Produk-produk industry manufaktur tahun 1885 yang disertakan dalam pameran diduga dalam kaitannya dalam hubungan promosi produk perdagangan melalui ajang pameran lintas perdagangan regional/internasional.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Garam Sumenep hingga Genteng Karang Penang: Ragam Produk Industri Manufaktur di Madura Era Hindia Belanda

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar