Pada dasarnya bagian terpenting dalam dunia sepakbola adalah penonton. Ukuran kualitas pertandingan sepakbola dapat dilihat dari kehadiran penonton. Kualitas dari penonton dapat diukur dari partisipasinya dalam mendukung salah satu klub. Dukungan fanatic yang diberikan penonton terhadap klubnya disebut suporter. Para suporter ini selalu membicarakan dinamika klubnya dan selalu hadir ketika klubnya bertanding. Adakalanya suporter ini mendukungnya kemana klub mereka itu melakukan lawatan.
Keberadaan suporter dalam dunia sepakbola
terdapat dimana-mana dari sejak doeloe hingga kini. Di masa lampau, supporter
klub yang mendampingi klubnya ke luar kota terdeteksi pertama kali di Medan
(1903) ketika Medan Sportclub bertandang ke Binjai untuk melawan Langkat
Sportclub. Para supporter ini memadati dua gerbong belakang kereta api, dimana
di gerbong depan para pemain dan ofisial. Penumpang umum menjadi tidak kebagian
tempat karena sudah disorder beberapa hari sebelumnya. Suporter serupa ini juga
terdeteksi di Bandung, ketika klub kesayangan mereka, Sidolig melakukan
pertandingan melawan Sparta di Cimahi (1907). Dengan kereta api berangkat ke
Cimahi, gerbong penuh sesak. Hanya itu yang terdeteksi (mudah-mudahan di tempat
lain dapat segera terlacak).
Di Jakarta, juga terdapat suporter fanatik,
bukan VIOS tetapi yang lebih fanatik adalah Oliveo. Meski VIOS dan Oliveo kerap
bertanding ke Bandung, tetapi suporter tidak pernah dilaporkan bersedia
mengikutinya. Mungkin karena jauh, atau sadar bahwa kapasitas kereta api
terbatas, sebab kala itu belum ada alternatif transportasi selain kereta, yang
dapat merugikan penumpang umum. Sebenarnya ada beberapa tempat yang terjangkau,
seperti Buitenzorg yang sudah memiliki klub, tetapi klub-klub Batavia hampir
tidak pernah menyambanginya dan lebih memilih ke Bandung, Semarang dan bahkan
Surabaia. Yang terjadi adalah Tim Bogor yang kerap berkunjung ke Jakarta
(sebagai Tim Perserikatan, tidak ada klub yang bisa mewakili).
Sebagai gantinya, di Depok terdapat suporter
klub-klub Batavia. Penggemar atau suporter dari Depok terbagi dua: VIOS dan
Oliveo. Jumlah suporter dari Depok tidak sebanyak di Bandung (ke Cimahi) dan
Medan (ke Binjai) meski kedua kubu supporter Depok digabung. Para penonton dari
Depok berangkat dari stasion Depok (lama). Soporter dari Buitenzorg (Bogor)
sejauh yang diketahui tidak pernah dilaporkan, mungkin karena jaraknya sangat
jauh. Boleh jadi ada batas tertentu dimana suporter bersedia mengikutinya
sekalipun biaya transportasi dibebaskan oleh klubnya.Suporter Depok dalam hal
ini menanggung biaya sendiri (Bandung dan Medan ada sebagian kontribusi klub).