*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Bali dalam blog ini Klik Disini
Setelah kontrak Belanda pertama dengan (kerajaan) Bali tahun 1597 tidak ada aktvitas Belanda yang cukup berada di Bali. Emanuel Rodenburgh (bersama Jacob Claesz van Delft, dan Jan Janes de Roy) yang tinggal selama dua tahun di Bali (1597-1599) tentu saja sudah mengenal secara mendalam potensi ekonomi dan perdagangan di Bali. Tampaknya kehadiran Belanda di Bali secara kebetulan (random), di luar rencana, terpaksa dan tidak ada pilihan. Arus perdagangan utama berada di titik utama di Atjeh, Banten dan Maluku. Meski demikian, Belanda masih menganggap Bali suatu kenangan, lebih-lebih jalur perdagangan Belanda antara Banten-Maluku masih tetap menggunakan jalur jalur temuan mereka Bali, Lombok, Sumbawa, Timor, Banda dan Maluku (Malaka, Gowa, Boeton, Maloekoe adalah jalur utama Portugis).
Setelah kontrak Belanda pertama dengan (kerajaan) Bali tahun 1597 tidak ada aktvitas Belanda yang cukup berada di Bali. Emanuel Rodenburgh (bersama Jacob Claesz van Delft, dan Jan Janes de Roy) yang tinggal selama dua tahun di Bali (1597-1599) tentu saja sudah mengenal secara mendalam potensi ekonomi dan perdagangan di Bali. Tampaknya kehadiran Belanda di Bali secara kebetulan (random), di luar rencana, terpaksa dan tidak ada pilihan. Arus perdagangan utama berada di titik utama di Atjeh, Banten dan Maluku. Meski demikian, Belanda masih menganggap Bali suatu kenangan, lebih-lebih jalur perdagangan Belanda antara Banten-Maluku masih tetap menggunakan jalur jalur temuan mereka Bali, Lombok, Sumbawa, Timor, Banda dan Maluku (Malaka, Gowa, Boeton, Maloekoe adalah jalur utama Portugis).
Pulau Bali (Peta 1724) |
Lantas jika tidak ada aktivitas Belanda yang
penting (urusan perdagangan) di Bali, apa saja yang terjadi di Bali dalam
hubungannya dengan kepentingan Belanda? Kontrak yang dilakukan Belanda dengan
Radja Bali tahun 1597 dengan menempatkan Emanuel Rodenburgh dan dua lainnya
tetap menjadi dasar legitimasi hubungan bilateral antara Belanda dan Bali. Dengan
kata lain, hubungan Belanda-Bali di Bali bukanlah ruang kosong yang tidak
memiliki dimensi waktu. Nah, untuk menambah pengetahuan tentang situasi dan
kondisi di Bali (selama era VOC), mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.