Kamis, 02 Desember 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (268): Pahlawan-Pahlawan Indonesia di Jogjakarta; NKRI Harga Mati, RIS Mati Sebelum Berkembang

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Sudah sejak lama ada selogan NKRI Harga Mati. Masih terus dinyatakan hingga ini hari. NKRI adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kesatuan di bawah nama negara Republik Indonesia. NKRI adalah repersentasi Nusantara yang telah mereduksi menjadi batas-batas administratif semasa Pemerintah Hindia Belanda. Wilayah Hindia Belanda inilah yang kemudian kembali kepada pemilik hak yang kemudian disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namun dalam perkembangannya, sebagian rakyat Indonesia mengingkari NKRI ini lalu muncul yang disebut Repulik Indonesia Serikat (RIS). Tentu saja sebagian rakyat Indonesia lainnya ingin mengembalikan NKRI itu hingga RIS akhirnyas dibubarkan. NKRI inilah yang diusung dalam slogan NKRI Harga Mati (NKRI sudah final).

Apa itu NKRI? Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945 merupakan awal berdirinya NKRI. Negara Indonesia di proklamasikan oleh para pendiri bangsa sebagai negara kesatuan. Negara Indonesia terdiri atas wilayah yang luas dan tersebar dengan bermacam adat, suku, keyakinaan serta budaya. Itu sebagai tujuan dasar menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulatan, adil, dan makmur. Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), bentuk negara yang dipakai oleh Indonesia adalah negara kesatuan dengan bentuk republik. Bentuk negara tersebut tercantum dalam UUD 1945 Pasal 1 Ayat 1. “Negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang berbentuk republik”. NKRI adalah negara kesatuan yang dibagi atas daerah-daerah, provinsi, kabupaten/kota. Itu sesuai dengan UUD 1945, Pasal 18 ayat (1). ”Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah itu dibagi atas kabupaten dan kota yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang”. Bentuk pemerintahan NKRI adalah republik. Sehingga negara diselenggarakan berdasarkan prinsip kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara demokratis, yang dibentuk melalui pemilihan umum (Pemilu). Itu terkandung dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (2). ”Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar”. Kedaulatan di tangan rakyat, artinya Indonesia menganut sistem demokrasi dalam menjalankan pemerintahannya. Dalam negara demokrasi kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Nilai-nilai persatuan dan kesatuan merupakan jiwa lahirnya NKRI. Karena menyadari tentang keragaman bangsa Indonesia. Nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bangsa Indonesia secara jelas dapat dipahami dari dasar negara Pancasila dan konstitusi negara, UUD 1945.(Kompas.com).

Lantas bagaimana sejarah NKRI? Seperti disebut di atas, NKRI sempat diganggu dengan munculnya RIS. Namun para Republiken tetap setia NKRI dan memperjuangkan RIS dibubarkan, dan kembali NKRI. Perjuangan itu berhasil. Perjuangan itu dilakukan oleh semua rakyat Indonesia yang Republiken yang dimotori tokoh-tokoh NKRI di Djokjakara. Siapa mereka pejuang NKRI di Djogjakarta tersebut? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 01 Desember 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (267): Pahlawan Indonesia Abdoel Halim; Perdana Menteri Republik Indonesia (RI) di Jogjakarta, 1950

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dr Abdoel Halim adalah Pahlawan Indonesia. Pada era Republik Indonesia Serikat (RIS(, Dr Abdoel Halim adalah Perdana Menteri Republik Indonesia. Artinya apa? Dr Abdoel Halim adalah kepala pemerintahan bagi para Republiken di seluruh Indonesia. Bagaimana dengan Drs Mohamad Hatta? Mohamad Hatta adalah kepala pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) termasuk wilayah para Republiken.

Abdul Halim (27 Desember 1911 – 4 Juli 1987) adalah Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Halim (1949) yang memerintah ketika Republik Indonesia menjadi bagian Republik Indonesia Serikat. Abdul Halim lahir dari pasangan Achmad Sutan Mangkuto dan Darama asal Banuhampu, Agam. Pada usia 7 tahun, Abdullah, sepupu ibunya yang pada waktu itu menjadi salah satu pemimpin Bataafsche Petroleum Maatscappij (BPM - sekarang dikenal sebagai Pertamina) membawanya ke Batavia. Disini ia menerima pendidikan sejak di HIS, MULO, AMS B, hingga lulus dari GHS (Geneeskundige Hooge School atau Sekolah Kedokteran yang sekarang dikenal sebagai Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia). Masa perjuangan 1945-1949. Sejak Proklamasi 1945 ia duduk sebagai Wakil Ketua BP-KNIP bersama Assaat yang menjabat Ketua BP-KNIP. Badan Pekerja (BP) yang beranggotakan 28 orang, adalah badan pelaksana yang melakukan pekerjaan sehari-hari dari Komite Nasional Indonesia Pusat yang beranggotakan 137 orang. Pada tahun 1948, Halim ikut membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi. Pada masa revolusi fisik (1945-1949) ia tidak pernah melakukan praktik dokter. Selain sebagai politisi, Pada masa Republik Indonesia Serikat, Ia dipercaya sebagai Perdana Menteri di mana Mr. Assaat sebagai acting Presiden. Kemudian setelah RIS ia duduk dalam Kabinat Natsir.(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Indonesia Dr Abdoel Halim? Seperti disebut di atas, Dr Abdoel Halim adalah Perdana Menteri Republik Indonesia (RI) pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS). Lalu bagaimana sejarah Pahlawan Indonesia Dr Abdoel Halim? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.