*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jambi dalam blog ini Klik Disini
Kota Jambi dan Muaro Jambi. Apakah itu mengindikasikan
suatu yang penting? Kota Jambi adalah kota yang menjadi ibukota provinsi Jambi
yang sekarang. Muaro Jambi adalah suatu kampong di hilir kota Jambi di daerah
aliran sungai Batanghari. Secara toponimi disebut Muaro Jambi karena di tempat
itu sungai Jambi bermuara. Dalam hal ini apakah ada sungai yang bermuara di
sungai Batanghari di kota Jambi. Yang jelas si Muaro Jambi ditemukan komplek
candi yang luas mengikuti arah aliran sungai.
Candi Muaro Jambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Asia Tenggara, dengan luas 3981 hektar. yang kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Kompleks percandian ini terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di tepi Batang Hari, sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi. Candi tersebut diperkirakakn berasal dari abad ke- 7 - 12 M. Candi Muara Jambi merupakan kompleks candi yang terbesar dan yang paling terawat di pulau Sumatra. Kompleks percandian Muaro Jambi pertama kali dilaporkan pada tahun 1824 oleh seorang letnan Inggris bernama SC Crooke yang melakukan pemetaan daerah aliran sungai untuk kepentingan militer. Baru tahun 1975, pemerintah Indonesia mulai melakukan pemugaran yang serius. Berdasarkan aksara Jawa Kuno pada beberapa lempeng yang ditemukan, pakar epigrafi peninggalan itu berkisar dari abad ke-7-12. Di situs ini baru sembilan bangunan yang telah dipugar, dan kesemuanya adalah bercorak Buddhisme. Kesembilan candi tersebut adalah Candi Kotomahligai, Kedaton, Gedong Satu, Gedong Dua, Gumpung, Tinggi, Telago Rajo, Kembar Batu, dan Candi Astano. Dari sekian banyaknya penemuan yang ada, daerah itu dulu banyak dihuni dan menjadi tempat bertemu berbagai budaya. Ada manik-manik yang berasal dari Persia, China, dan India. Agama Buddha Mahayana Tantrayana diduga menjadi agama mayoritas dengan diketemukannya lempeng-lempeng bertuliskan "wajra" pada beberapa candi yang membentuk mandala. Kompleks percandian Muaro Jambi terletak pada tanggul alam kuno Sungai Batanghari. Situs ini mempunyai luas 12 km persegi, panjang lebih dari 7 kilometer serta luas sebesar 260 hektar yang membentang searah dengan jalur sungai. Di dalam kompleks tersebut tidak hanya terdapat candi tetapi juga ditemukan parit atau kanal kuno buatan manusia, kolam tempat penammpungan air serta gundukan tanah yang di dalamnya terdapat struktur bata kuno. Selain candi pada kompleks tersebut juga ditemukan gundukan tanah (gunung kecil) yang juga buatan manusia. Oleh masyarakat setempat gunung kecil tersebut disebut sebagai Bukit Sengalo atau Candi Bukit Perak. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah Muaro Jambi dan candi di hilir sungai Batanghari? Seperti yang disebut di atas, di Muaro Jambi terdapat komplek candi, suatu wilayah di hilir kota Jambi di daerah aliran sungai Batanghari. Mengapa tidak ditemukan candi di (kota) Jambi? Lalu bagaimana sejarah Muaro Jambi dan candi di hilir sungai Batanghari? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.