*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini
Klik Disini
Penduduk Kota Depok pada masa ini sangat terbiasa dengan moda transportasi
kereta api baik menuju Jakarta maupun menuju Bogor. Ternyata kebiasaan itu
sudah ada sejak doeloe, bahkan sejak tahun pertama jalur kereta api
Batavia-Buitenzorg dioperasikan pada tahun 1873. Pada tahun pertama jumlah
penumpang yang naik maupun turun di Stasion Depok merupakan tertinggi ketiga setelah
Stasion Batavia dan Stasion Buitenzorg. Mari kita simak.
|
Stasion Depok, 1939 |
Pembukaan jalur kereta api Batavia dan Buitenzorg sangat berdampak luas:
menghubungkan istana di Bogor dan istana di Batavia; memudahkan transportasi
penduduk maupun wisatawan yang ke Buitenzorg. Manfaat lainnya adalah menjadi
angkutan utama barang dan komoditi dari hulu sungai Ciliwung. Jalur kereta api
Batavia-Buitenzorg mulai dioperasikan
(opening) tanggal 31 Januari 1873 (lihat Bataviaasch handelsblad, 29-01-1873).
Jadwal Keberangkatan/Kedatangan
Jalur kereta api Batavia-Buitenzorg ini terdiri dari stasion utama
(hoofdstatsion), stasion (stasion kecil), halte (halte besar) dan overweg
(halte kecil). Stasion utama berada di Batavia lama (Stadhuis/NIS) dan
Buitenzorg. Stasion antara berada di Meester Cornelis (stasion Jatinegara yang
sekarang). Untuk halte dan overweg terdapat di: Cileboet, Bodjong Gede, Tjitajam,
Depok, Pondok Tjina, Lenteng Agoeng, Pasar Minggoe. Halte lainnya terdapat di
Pegangsaan (kini Cikini), Koningsplein (kini Gambir), Noordwijck (kini Juanda)
dan Sawah Besar. Satu lagi halte yang terpisah adalah halte Kleine Boom (Pasar
Ikan?).