Cara pandang masa kini tentang jalur lalu lintas di Jabodetabek tidak terlalu berbeda dibandingkan tempo doeloe. Pada masa lampau hanya dikenal jalur lurus dari hilir di pantai di Batavia ke hulu di gunung di Buitenzorg. Tiga jalur lurus yang ada adalah: pertama, Westerweg (jalur lalu lintas sisi barat sungai Tjiliwong via Depok, suatu jalur (rute jalan) kuno sejak era Pakwan-Padjadjaran). Kedua, muncul jalur Oosterweg (sisi timur sungai Tjiliwong via Tjimanggis saat Istana Buitenzorg dirintis, 1745). Ketiga, ketika jalur lebih barat muncul via Paroeng dan Tjinere sekitar 1850an, jalur ini disebut Westerweg, sedangkan Westerweg via Depok menjadi jalur Middenweg. Tiga jalur inilah yang kita lihat hingga sekarang ini.
Depok Outer Ring Road (DORR) Tempo Doeloe (*=landhuis) |
Saat kali pertama Pemerintah Hindia Belanda memulai
(konsep) pembangunan jalan raya, pemahaman outer ring road belum ada. Jalan pos
trans-Java yang dimulai 1810 dari Anjer (barat) ke Panaroekan (timur) justru (hanya)
memperkuat jalur Oosterweg. Sebab, jalan pos trans-Java dari Anjer (Banten),Tangerang
langsung ke Batavia, dan dari Batavia ke Weltevreden (Gambir) lalu Meester
Cornelis (Jatinegara) dan kemudian ke Buitenzorg via Tjimanggis.