Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Radin
Inten II (1834-1858) adalah pejuang Lampung generasi pertama melawan otoritas
Belanda. Gele Haroen Nasoetion adalah pejuang Lampung generasi terakhir melawan
otoritas Belanda. Meski beda era melawan otoritas Belanda, tetapi tetap
sama-sama ingin mempertahankan kemerdekaan penduduk di wilayah Lampung. Radien
Inten II dan Gele Haroen Nasoetion adalah pahlawan Indonesia. Radin Inten II
sudah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional. Kapan Gele Haroen Nasoetian
ditabalkan Pahlawan Nasional? Kita tunggu saja.
Mr. Gele Harun Nasution (6 Desember 1910-4 April 1973) seorang
hakim, pengacara, dan politikus Indonesia menjadi Residen Lampung (1950-1955)
yang dinobatkan sebagai Pahlawan Daerah Lampung pada 10 November 2015. Gele
Harun lahir di Sibolga. Gele Harun tidak asing dengan Lampung. Ayahnya, Harun
Al-Rasyid Nasution merupakan seorang dokter sejak lama di Lampung. Gele Harun belajar
hukum di di Leiden dan lulus 1938 dengan gelar Mr lalu membuka kantor advokat
pertama di Lampung. Pada tahun 1945 menjadi ketua Angkatan Pemuda Indonesia
(API) dan kemudian ditugaskan menjadi hakim di Mahkamah Militer Palembang, tahun
1947 dengan pangkat letnan kolonel (tituler). Dengan adanya ultimatum dari
Gubernur Jenderal Hindia Belanda, HJ van Mook, yang mengharuskan seluruh tentara
Indonesia termasuk hakim militer angkat kaki dari Palembang, Gele Harun
memutuskan kembali ke Lampung dan bergabung kembali dengan API hingga ikut
mengangkat senjata saat Agresi Militer Belanda II tahun 1948. Pada 5 Januari
1949, Gele Harun diangkat sebagai acting Residen Lampung menggantikan Residen
Rukadi. Pada 18 Januari 1949, Gele Harun memindahkan keresidenan dari Pringsewu
ke Talangpadang. Serangan Belanda membuat Gele Harun kembali memindahkan
pemerintahan darurat ke pegunungan Bukit Barisan di Desa Pulau Panggung hingga
ke Sumber Jaya, Lampung Barat. Seorang putrinya, Herlinawati, yang berusia
delapan bulan meninggal dunia dimakamkan
di sebuah desa di tengah hutan. Gele Harun dan pasukannya keluar dari hutan
Waytenong setelah gencatan senjata antara Indonesia-Belanda pada 15 Agustus
1949. Gele Harun dan pasukannya baru kembali ke Tanjungkarang setelah
penyerahan kedaulatan pada 27 Desember 1949. Lalu ia diangkat kembali menjadi
Residen Lampung yang "definitif" pada tanggal 1 Januari 1950 hingga 7
Oktober 1955. (Wikipedia).
Lantas
bagaimana sejarah Pahlawan Indonesia Gele Haroen Nasoetion di Lampung? Seperti disebut di atas, Gele
Haroen Nasoetion adalah advocaat yang membela rakyat Lampung pada era Hindia
Belanda dan berjuang melawan otoritas Belanda pada masa perang kemerdekaan.
Lalu bagaimana sejarah Gele Haroen Nasoetion? Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.