Jumat, 01 Oktober 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (144): PON Solo Jakarta Medan Makasar Bandung Surabaya Palembang Samarinda Pekanbaru Jayapura

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

PON, Pekan Olah Raga, bukan lagi olah raga sepekan (seminggu). Memang pekan tidak hanya diartikan tempo doeloe sebagai minggu, tetapi juga diartikan sebagai pasar. Lantas arti mana yang dimaksud untuk pekan olah raga: minggu atau pasar. Hingga saat ini sudah dilupakan dan tidak ada yang ingat. Itu hal lain yang tidak penting lagi. Yang jelas kini sedang berada pada bulan PON, yang dilaksanakan di Papua (Jayapura dan Merauke) yang akan dibuka besok tanggal 2 Oktober 2021.

 

Setelah dibentuk pada tahun 1946, Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) yang dibantu oleh Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI) - keduanya telah dilebur dan saat ini menjadi KONI - mempersiapkan para atlet Indonesia untuk mengikuti Olimpiade Musim Panas XIV di London pada tahun 1948. Usaha Indonesia untuk mengikuti olimpiade pada saat itu menemui banyak kesulitan. PORI sebagai badan olahraga resmi di Indonesia pada saat itu belum diakui dan menjadi anggota Internasional Olympic Committee (IOC), sehingga para atlet yang akan dikirim tidak dapat diterima dan berpartisipasi dalam peristiwa olahraga sedunia tersebut. Pengakuan dunia atas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia yang belum diperoleh pada waktu itu menjadi penghalang besar dalam usaha menuju London. Paspor Indonesia pada saat itu tidak diakui oleh Pemerintah Inggris, sedangkan kenyataan bahwa atlet-atlet Indonesia hanya bisa berpartisipasi di London dengan memakai paspor Belanda tidak dapat diterima. Alasannya karena delegasi Indonesia hanya mau hadir di London dengan membawa nama Indonesia. Alasan yang disebut terakhir ini menyebabkan rencana kepergian beberapa anggota pengurus besar PORI ke London menjadi batal dan menjadi topik pembahasan pada konferensi darurat PORI pada tanggal 1 Mei 1948 di Solo. Mengingat dan memperhatikan pengiriman para atlet dan beberapa anggota pengurus besar PORI ke London sebagai peninjau tidak membawa hasil seperti yang diharapkan semula, konferensi sepakat untuk mengadakan Pekan Olahraga yang direncanakan berlangsung pada bulan Agustus atau September 1948 di Solo. Pada saat itu Solo telah memenuhi semua persyaratan pokok dengan adanya stadion Sriwedari dengan kolam renang. Selain itu seluruh pengurus besar PORI berkedudukan di Solo sehingga hal inilah yang menjadi bahan-bahan pertimbangan bagi konferensi untuk menetapkan Kota Solo sebagai kota penyelenggara Pekan Olahraga Nasional pertama (PON I) pada tanggal 8 sampai dengan 12 September 1948. PON I juga membawa misi untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia dalam keadaan daerahnya dipersempit akibat Perjanjian Renville, masih dapat membuktikan sanggup mengadakan acara olahraga dengan skala nasional.

Lantas bagaimana sejarah PON? Seperti disebut di atas, PON pertama diadakan di Solo tahun 1948 pada saat perang kemerdekaan. Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada tahun 1949, penyelenggaraan yang kedua diadakan di Jakarta pada tahun 1951 dan kemudian yang ketiga di Medan. Kini penyelenggaraannya diadakan di Jayapura dan Merauke. Lalu bagaimana sejarah PON? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 30 September 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (143): Istiqlal, Masjid Didesain F Silaban;Digagas Presiden Soekarno, Diresmikan Presiden Soeharto

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Masjid Istiqlal, bukanlah masjid biasa, Masjid yang memiliki sejarah tersendiru dalam perjalanan bangsa Indonesia. Nama Istiqlal merujuk pada pengertian merdeka (tidak jauh dari Istana Merdeka). Area masjid ini tempo doeloe berawal dari area benteng (Fort Noordwijk) pada era VOC yang kemudian pada era Hindia Belanda dijadikan taman yang mana benteng lama direnovasi. Benteng itu disebut benteng Frederik Hendrik dan tamannya disebut Wilhelmina Park. Dua bangunan yang sudah eksis sejak lama di sekitar adalah Istana dan gereja Katedral. Diantara dua bangunan inilah masjid Istoqlal dibangun pada era Presiden Soekarno. Yang membuat desainnya adalah F Silaban, seorang Kristen. Itulah Indonesia. Indonesia di era kemerdekaan,

 

Panitia pembangunan masjid Istiqlal ini adalah wali kota Djakarta saat itu Sjamsoerizal. Yang memilih lokasi dimana masjid dibangun adalah Presiden Soekarno. Masjid besar, yang tergolong rerbesar di Asia Tenggara adalah buatan anak bangsa mulai dari desain hingga pengerjaan. Oleh karena pembiayaan yang besar, pelaksnaannya tidak sekaligus tetapi secara bertahap dan cukup lama yang diresmikan pada era Presiden Soeharto. Nama masjid Istiqlal di Indonesia hanya satu itu. Tidak ada di tempat lain. Saya teringat nama masjid Istiqlal juga ada di lua negeri di Houston, Amerika Serikat. Masjid Istiqlal Houston ini digagas oleh teman saya sendiri sewaktu SMA yang juga sekaligus sebagai ketua pembangunan masjidnya. Namanya Zulham Efendi Harahap.

Lantas bagaimana sejarah masdjid Istiqlal di Jakarta? Seperti disebut di atas, nama Istiqlal sendiri diartikan merdeka. Itu berarti masjid Merdeka yang digagas pada era Presiden Soekarno dan diresmikan pada era Presiden Soeharto. Desain masjid Istiqlal terbilang unik, mengikuti alam Indonesia yang dirancang oleh seorang Kristen bernama F Silaban. Itulah Indonesia, Indonesia di alam merdeka yang bhinneka tunggal ika. Lalu bagaimana sejarah masdjid Istiqlal di Jakarta? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (142): Siapa Trio Orde Baru?Trio Pejuang Era Hindia Belanda Soekarno, Mohamad Hatta, Parada Harahap

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dalam sejarah Indonesia, secara tidak formal, ada yang disebut era orde lama dan era orde baru. Dua era ini tampaknya ingin membedakan masa pemerintahan Presiden Soekarno dan masa pemerintahan Soeharto. Pada masa kini juga dikenal satu masa pemerintahan yang disebut era reformasil, suatu era pasca Presiden Soeharo yang secara kolektif yang diawali dengan Presiden BJ Habibie hingga ini hari Presiden Joko Widodo. Ada tiga tokoh utama (trio) di awal era orde baru,yakni Soeharto, Hamengkoeboewono dan Adam Malik. Lantas apakah ada trio di awal orde lama? Ada bahkan trio sudah ada sejak era Hindia Belanda.    

 

Orde Baru (seringkali disingkat Orba) adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966. Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela. Meski telah merdeka, Indonesia pada tahun 1950 hingga 1960-an berada dalam kondisi yang relatif tidak stabil. Bahkan setelah Belanda secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949, keadaan politik maupun ekonomi di Indonesia masih labil karena ketatnya persaingan di antara kelompok-kelompok politik. Keputusan Soekarno untuk mengganti sistem parlemen dengan Demokrasi Terpimpin memperparah kondisi ini dengan memperuncing persaingan antara angkatan bersenjata dengan Partai Komunis Indonesia, yang kala itu berniat mempersenjatai diri. Sebelum sempat terlaksana, peristiwa Gerakan 30 September terjadi dan mengakibatkan diberangusnya Partai Komunis Indonesia dari Indonesia. Sejak saat itu, kekuasaan Soekarno perlahan-lahan mulai melemah (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah trio orde baru? Seperti disebut di atas, trio orde baru merujuk tiga tokoh utama pada awal orde baru yakni Soeharto, Hamengkoeboewon dan Adam Malik yang mana sebagai presiden adalah Soeharto dan yang menjadi wakil presiden adalah Hamengkoeboewono yang kemudian disusul Adam Malik. Lalu mengapa mereka bertiga diidentifikkan sebagai trio orde baru? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 29 September 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (141): Seputar G-30 S/PKI, Gerakan 30 September 1965 di Jakarta;Pemberontakan dan Strategis Militer

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Ini bukan Gerakan G20, tetapi peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau di seputar Jakarta, pada tanggal 30 September 1965 yang kini lebih dikenal sebagai G 30 S/PKI. Dalam hal ini gerakan PKI (Partai Komunis Indonesia). PKI yang dimaksud, saat itu adalah suatu partai di Indonesia. Gerakan tahun 1965 kerap dihubungkan dengan terjadinya pemberontakan kelompok komunis pada tahun 1948 di Madiun (seputar ibu kota Republik Indonesia di Djogjakarta).

 

Pada saat terjadinya peristwa G 30 S/PKI tahun 1965, kabinet Indonesia adalah Kabinet Dwikora. Kabinet ini kini disebut Kabinet Dwikora  I suatu pemerintah dengan masa kerja dari 27 Agustus 1964 sampai 22 Februari 1966. Presiden pada kabinet ini adalah Soekarno, yang merangkap menjadi Perdana Menteri dengan tiga wakil perdana menteri: Dr. Subandrio, Dr. Johannes Leimena dan Chaerul Saleh. Sebagai Menteri Koordinator Pelaksanaan Ekonomi Terpimpin adalah Adam Malik. Yang menjadi Menteri Koordinator/Kepala Staf Angkatan Bersenjata adalah Jenderal TNI Abdul Haris Nasution; Menteri/Panglima Angkatan Darat Letjen Achmad Yani; Menteri/Panglima Angkatan Laut Laksdya (Laut) RE Martadinata; Menteri/Panglima Angkatan Udara Laksdya (Udara) Omar Dhani; dan Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian Irjend (Pol) Soetjipto Joedodihardjo. Pada bidang teritorial terdapat sejumlah panglima (divisi) plus panglima Kostrad (Mayor Jenderal Soeharto).

Lantas bagaimana sejarah seputar Jakarta pada tanggal 30 September 1965? Seperti disebut di atas, telah terjadi peristiwa yang dihubungkan antara partai PKI di satu sisi dengan situasi dan kondisi pertahanan dan keamanan dimana terdapat peran strategis militer. Lalu bagaimana sejarah seputar Jakarta pada tanggal 30 September 1965? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.