Senin, 09 Maret 2020

Sejarah Jakarta (111): Sejarah Makassar dan Landhuis Villa Nova di Kampong Makassar; Mengapa Asrama Haji di Pondok Gede?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Nama Makassar di Batavia tidak hanya di dekat Rawamangun. Nama Makassar juga terdapat di dekat Pondok Gede. Pada masa ini di Makassar terdapat asrama haji, namun kerap disebut Asrama Haji Pondok Gede. Tentu saja itu membingungkan. Sejatinya posisi GPS asrama haji tersebut berada jalan (ke arah) Pondok Gede di kampong Makassar.

Kampong Makassar (Peta 1901)
Kampong Makassar adalah kampong lama, kampong yang lebih tua dari kampong Pondok Gede. Ketika kampong Makassar sudah menjadi kampong besar, Pondok Gede masih berupa kebun yang memiliki pondok yang gede. Kebun ini kemudian disebut kampong Pondok Gede. Akses menuju kampong Pondok Gede dari kampong Makassar. Dalam perkembangannya di era VOC/Belanda nama kampong Makassar dijadikan nama land yakni Land Makassar dan nama (kampong) Pondok Gede dijadikan nama land yakni land Pondok Gede. Pada era Pemerintah Hindia Belanda land Makassar dan land Pondok Gede masuk wilayah Afdeeling Buitenzorg, namun dalam perkembangannya land Makassar masuk wilah district Meester Cornelis, land Pondok Gede masuk district Bekasi. Afdeeling Meester Cornelis terdiri dari tiga district: Meester Cornelis, Bekasi dan Kebajoran. Sebelum nama Makassar menjadi nama kecamatan seperti pada masa ini, kelurahan Makassar termasuk wilayah Kecamatan Kramat Jati, Pada tahun 1990 lima kelurahan, yakni Cipinang Melayu, Halim Perdana Kusuma, Kebon Pala, Makasar dan Pinang Ranti dipisahkan dari kecamatan Kramat Jati dan kemudian dibentuk satu kecamatan yang diberi nama Kecamatan Makassar.      

Mengapa Asrama Haji tidak disebut di Kampong Makassar? Itu satu hal. Hal yang lebih penting adalah bagaimana sejarah Makassar sendiri. Sejauh ini, nama kampong Makassar yang telah bertransformasi menjadi nama kecamatan di wilayah Jakarta Timur kurang terinformasikan. Untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*

Landhuis Villa Nova di Kampong Makassar
.
Tunggu deskripsi lengkapnya


*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar