Senin, 03 Mei 2021

Sejarah Filipina (32): Pembangunan Filipina Awal Kemerdekaan Maju Pesat; Indonesia Masih Berjuang Kemeskininan dan Inflasi

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Filipina dalam blog ini Klik Disini

Secara teknis pembangunan dan pengembangan berbagai sektor di negara-negara Asia Tenggara yang sekarang baru dimulai pasca Perang Pasifik (pendudukan Jepang). Filipina mendapat kemerdekaan dari Amerika Serikat pada tanggal 4 Juli 1946 dan fondasi ekonomi Filipina tetap dijaga oleh Amerika Serikat (dan bahkan oleh sekutu-sekutunya seperti Inggris yang masih tetap bercokol di Semenanjung dan Borneo Utara). Filipina dapat dikatakan di Asia Tenggara satu-satunya negara yang sekarang pada saat itu yang bebas sepenuhnya: bebas merdeka dan bebas mengembangkan berbagai sektor utamanya sektor ekonomi dan perdagangan.

Pada saat Jepang menyerah pada tanggal 14 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun masalah tidak mudah. Militer Jepang masih berada di berbagai tempat di Indonesia, sambil menunggu Sekutu (Inggris dan Australia) memulai pelucutan senjata dan evakuasi militer Jepang dari Indonesia. Saat Inggris dan Australia bekerja, pemerintahan Hindia Belanda (NICA) yang selama ini stand by di Australia segera masuk (karena diberi jalan oleh Inggris). Terjadilah perang kemerdekaan yang menyita perhatian pemimpin Republik Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda (NICA) segera ingin memulihkan situasi seperti sebelum Perang Pasifik namun selalu mendapat perlawanan dari pihak republiken. Perang kemerdekaan ini berlarut-larut hingga gencatan senjata bulan Juni 1949 dan dilanjutkan ke perundingan di Den Haag (KMB). Hasil perundingan, (kerajaan) Belanda mengakui kedaulatan Indonesia dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) yakni RI dan negara-negara federal yang dimulai pada tanggal 27 Desember 1949. Namun tidak berjalan mulus hingga akhirnya RIS dibubarkan dan kembali ke dalam bentuk negara kesatua (NK)RI yang diproklamasikan pada tanggal 18 Agustus 1950. Orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia, kemerdekaan sepenuhnya dimulai dan pembangunan mulai dijalankan. Indonesia tertinggal dari Filipina selama empat tahun (4 Juli 1946-17 Agustus 1950).

Bagaimana sejarah pembangunan sejak Filipina mendapatkan kemerdekaan sepenuhnya tahun 1946? Seperti disebut di atas, pembangunan di Filipina di awal kemerdekaan nyaris tidak ada hambatan dan bahkan banyak dukungan (terutama dari Amerika Serikat). Hal ini berbeda dengan di Indonesia, selain banyak hambatan juga banyak masalah yang timbul. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Kemerdekaan Filipina dari Amerika Serikat 1946

Republik Filipina adalah salah satu negara yang ikut membentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan salah satu penandatangan Piagam PBB 24 Oktober 1945. Dalam hal ini Filipina menjadi salah satu dari 51 negara anggota pendiri. Negara-negara Asia yang telah bergabung sejak 24 Oktober 1945 Arab Saudi, Iran, Filipina, Turki, Lebanon dan China. Ada lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB yakni Perancis, Republik Cina, Uni Soviet, Inggris dan Amerika Serikat. Kerajaan Belanda sendiri baru bergabung PBB tanggal 10 Desember 1945. Itu berarti Filipina sudah berperan sebelum mendapatkan kemerdekaan dari Amerika Serikat pada tanggall 4 Juli 1946.

Pada tahun 1946, pada masa ibu kota Republik Indonesia di Djogjakarta, sebuah klub para fans Indonesia di New York menjuluki Presiden Soekarno sebagai George Washington van Indonesia (Limburgsch dagblad, 21-08-1946). Ketua klub Indonesia-club di New York adalah John R. Andu. Saat itu, Indonesia-club di New York akan melakukan pertemuan yang akan dihadiri 200 orang. Pearl Buck, penulis terkenal diundang untuk berbicara. Dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945) berupa ucapan selama dibacakan dalam pertemuan di kota kantor PBB tersebut. Apa yang menyebabkan orang Amerika Serikat mendukung kemerdekaan Indonesia dan mengapa Presiden Soekarno yang harus hijrah ke Djokjakarta disebut mereka sebagai George Washington van Indonesia? Tentu saja orang Amerika Serikat masih mengingat bagaimana Jenderal Washington memimpin perjuangan rakyat Amerika Serikat dalam mengusir Inggris dan berhasil memproklamasikan kemerdekaan Amerika Serikat pada tanggal 4 Juli 1776.

Para fans Indonesia di Amerika Serikat yang menjuluki Presiden Soekarno sebagai George Washington van Indonesia tampaknya ingin menyindir Inggris (perwakilan Sekutu dalam melucuti senjata dan evakuasi militer Jepang di Indonesia) yang telah memberi jalan kepada Belanda (NICA) untuk kembali menjajah Indonesia. Pesan ini tentu saja dimaksudkan kepada Australia yang turut membantu Inggris di Indonesia. Sebagaimana diketahui Amerika Serikat, setelah membebaskan Filipina dari pendudukan militer Jepang telah memberikan kemerdekaan kepada Filipina pada tanggal 4 Juli 1946. Dalam hal ini Amerika Serikat telah membantu kemerdekaan Filipina, Lantas bagaimana dengan Inggris dan Australia? Justru mebantu Belanda untuk menjajah Indonesia kembali. Dalam konteks inilah para fans Amerika Serikat, mendukung kemerdekaan Indonesia dan menamai Presiden Soekarno yang harus mengungsui ke Djogjakarta sebagai George Washington van Indonesia. Tampaknya Amerika Serikat ingin konsisten sebagaimana nenek moyang mereka tempo doeloe yang dipimpin George Washington mengusir penjajah Inggris.

Filipina yang telah mendapatkan kemerdekaan 4 Juli 1946 dan yang telah menjadi anggota PBB, tentu saja para pemimpin Filipina sangat respek terhadap perjuangan Indonesia yang masih belum selesai. Sesama Asia (Tenggara) tentu Filipina akan mendukung Indonesia sebagaimana klub Indonesia di New York, Seperti disebut di atas, akhirnya Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan Indonesia (yang mulai berlakuk pada tanggal 27 Desember 1949). Sejak Juni 1949 telah dilakukan gencatan senjata antara Pemerintah Hindia Belanda (NICA) dengan para pejuang Republik Indonesia yang dilanjutkan ke perundingan yang dilaksanakan di Den Haag. Selama perundingan berlangsung di Belanda antara Belanda dan Indonesia, Prof. Mr. Todoeng Harahap gelar Sutan Gunung Mulia, Ph.D (Menteri Pendidikan RI kedua) memimpin delegasi Indonesia (bersama delegasi Belanda) ke Sidang Umum PBB ke-4 yang diadakan pada tanggal 20 September 1949 di Lake Success, New York (lihat De Telegraaf, 22-10-1949).

Segera setelah mendapat pengakuan kedaulatan dari Belanda (27 Desember 1949), dalam negeri Indonesia masalah banyak masalah. Masalah yang pertama masih eksisnya orang-orang Belanda di Indonesia sementara rakyat Indonesia yang baru habis perang dalam masalah ekonomii yang akut, kemiskinan dan tingkat inflasi yang mulai naik. Sementara perekonomian Filipina tengah berada di atas angin sebagaimana pernyataan Presiden Quirino.

Java-bode : nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 06-01-1950: ‘Manila. Presiden Quirino, dalam pesan extemporaneus State of the Nations yang dialamatkan kepada Kongres, mengatakan bahwa meskipun terjadi control ekonomi baru-baru ini, wilayah Filipina sama sehatnya dengan yangterdengar seperti apa pun di muka bumi ini. Tidak ada alasan untuk ketidakpercayaan dan ketakutan’.

Pernyataan Presiden Filipina di PBB mengindikasikan ekonomi Filipina sehat wal afiat. Selanjutnya dengan dibubarkannya RIS dan kembalik ke NKRI, maka orang-orang Belanda mulai kembali ke Belanda. Tidak lama setelah Indonesia kemnali menjadi NKRI, Indonesia kemudian menjadi anggota PBB pada tanggal 28 September 1950. Saat Indonesia menjadi anggota PBB, ekonomi Filipina sudah berjalan di dalam track yang benar. Ekonomi  Indonesia masih tidak menentu.

Kemajuan pembangunan di Filipina ditopang dari dua sisi luar. Pertama, atas rekomendasi PBB (The Economie and Social Council of tbe United), Jepang harus memulai program rekonstruksi, termasuk dalam hal negara yang mendapat prioritas adalah Korea dan Filipina (lihat Nieuwe courant, 01-11-1950). Dua negara ini adalah sangat dekat dengan Amerika Serikat. Kedua, adanya bantuan Amerika Serikat untuk mengucurkan dana pembangunan di Filipina (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 23-01-1951).

Filipina yang mendapat angin segar dari mana-mana, terutama Indonesia yang baru memuliskan situasi dan kondisi tetapi masih sangat lemah dalam ekonomi, tidak lupa saling menghargai sesama tetangga, terutama Indonesia. Kepada pemimpin Indonesia, Presiden Soekarno Filipina cukup respek. Oleh karena itu Filipina akan mengundang Presiden Soekarno untuk dianugerahi gelar kehormatan. Juga tenttu Filipina akan memperlihatkan kemajuan yang ada di Filipina.

Java-bode : nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 23-01-1951: ‘Manila.. Narasumber yang berwenang hari ini mengatakan bahwa Presiden Indonesia Soekarno, akan tiba disini di Sabtu dalam kunjungan kenegaraan selama 7 hari, akan menerima gelar Legiun Kehormatan Republik Filipina dan gelar doktor kehormatan bidang hukum dari Universitas Far Eastern’. Java-bode : nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 27-01-1951: ‘Manila. Pesawat angkatan perang Filipina akan meninggalkan Manila pada hari Minggu untuk mengunjungi pabrik yang membawa Presiden Soekarno dan rombongannya di lepas pantai utara Palawan dan mengawal ke Bandara International Manila, demikian diumumkan Departemen Luar Negeri’. Presiden Soekarno dianugerahi gelar doktor pada tanggal 30 Januari 1951,

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pengakuan Belanda terhadap Kedaulatan Indonesia 1949

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar