Kamis, 28 Desember 2017

Sejarah Makassar (10): Francois Valentjn, Deskripsi Makassar Sejak Era Portugis; Buku 'Oud en Nieuw Oost-Indien' (1727)

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini


Dalam penulisan sejarah awal kota-kota di Indonesia, nama Francois Valentjn tidak bisa diabaikan. Tulisan-tulisannya sangat kaya dengan deskripsi tentang situasi dan kondisi kota sejak awal, termasuk Kota Makassar. Keutamaan tulisan-tulisan Francois Valentjn karena memberi gambaran yang rinci dan lengkap. Hal ini karena Francois Valentjn memiliki akses terhadap dokumen-dokumen VOC, juga memanfaatkan Daghregister, jurnal harian Casteel Batavia. Aroe Palakka yang berkuasa setelah perjanjian Bongaja (1667) juga diduga menjadi narasumber Francois Valentjn.

Buku Francois Valentijn, 1726
Buku Francois Valentjn yang terkenal adalah Oud en nieuw Oost-Indiën. Buku ini terdiri dari lima volume. Buku Oud en nieuw Oost-Indiën mendeskripsikan berbagai tempat di masa lampau. Volume 1-2 diterbitkan tahun 1724 dan volume 3-5 diterbitkan tahun 1726. Volume 1 (part 1 Nederlands mogentheid, part 2 Moluccos). Volume 2 (Amboina); Volume 3 (Part 1 Amboina: Boomen, planten, dieren, etc. van Amboina; part 2 Banda, Solor en Timor. Macassaar, Borneo, Bali, Tonkin, Cambodia dan Siam). Volume 4, part 1. Java. Bantam. Batavia; part 2. Javaansche, Suratte, Groote Mogols, Tsjina, Tayouan of Formosa); Volume 5 (part 1. Pegu, Arrakan, Bengale, Mocha, Malakka, Sumatra, Ceylon; part 2 Malabar Handel in Japan, goede Hoope dan Eiland Mauritius).

Deskripsi tentang Kota Makassar oleh Francois Valentjn dimulai sejak era Portugis, lalu dilanjutkan awal kedatangan orang-orang Belanda dan era VOC. Francois Valentjn juga mendeskripsikan dengan baik tentang kota Samboepo [Sombaopoe]. Francois Valentjn telah mengantarkan memori kita untuk memutar jarum jam kembali ke masa lampau, sejak awal mulai Kota Makassar dikenal dan eksis hingga ini hari.

Keberadaan buku Francois Valentjn ini sudah diumumkan pada tahun 1723. Pemberitahuan ini diumumkan sebagai iklan pada surat kabar Oprechte Haerlemsche courant, 25-02-1723. Disebutkan di Dordrecht oleh Johannes van Braam dan di Amsterdam oleh Gerard Onderdelindes telah mendistribusikan cetakan dalam ukuran folio yang dapat digunakan sebagai referensi tentang Oost Indie yang terdiri dari Amboina, Banda dan lainnya.,

Francois Valentjn, Pionir Penulisan Sejarah Makassar

Buku Francois Valentijn, 1726 (Bab Makassar)
Meski bukan satu-satu, Francois Valentjn, yang menulis tentang Makassar, tetapi Francois Valentjn mendeskripsikan Makassar secara lengkap dan detail. Disinilah keutamaan Francois Valentjn dalam memberi kontribusi tentang sejarah Makassar. Dalam deskripsi tentang Makassar ini, Francois Valentjn menyalin secara utuh isi perjanjian Bongaja. Isi perjanjian Bongaja yang selama ini beredar hanyalah ringkasan dari 30 butir perjanjian tersebut. Memang ringkasan tersebut telah cukup untuk memahami hal apa yang penting tentang yang diperjanjikan, namun tidak cukup untuk menjelaskan situasi dan kondisi keseluruhan yang diperjanjikan. Isi lengkap perjanjian Bongaja menjadi penting untuk bahan tentang penulisan Kota Makassar.

Salinan Perjanjian Bongaja secara lengkap
Francois Valentjn lahir di Dordrecht, tanggal 17 April 1666. Pada umur 19 memulai kerja dengan VOC di Oost Indie. Francois Valentjn kembali ke Belanda selama 10 tahun sebelum kembali lagi ke Oost Indie pada tahun 1705. Francois Valentjn juga termasuk ikut ekspedisi ke Oost Java. Francois Valentjn kembali ke kampung halamannya Dordrecht dan mulai menulis dan menerbitkan serial Oud en nieuw Oost-Indiën (1724-1726). Pada tahun 1727 Francois Valentjn meninggal di Den Haag.

Somboepo [Sombaopoe], 1636
Dalam volume Francois Valentjn (Volume 3 Part 2 Macassar) ini juga disisipkan sejumlah lukisan, lukisan yang bersifat naturalis. Lukisan-lukisan yang disajikan dalam dekskripsi tentang Makassar tampaknya mencerminkan keadaan yang sebenarnya jika dibandingkan dengan lukisan-lukisan di buku lainnya. Lukisan lanskap Makassar seperi Somboepo [Sombaopoe] terlihat alamiah (mempertimbangkan ukuran dan kontur dalam lukisan). Salah satu lukisan masih terlihat bertarikh 1636. Boleh jadi ini adalah lukisan tertua tentang salah satu titik di pantai Makassar.  

Francois Valentyn sudah berada di Maluku tahun 1685, tahun yang begitu dekat penandatanganan perjanjian Bongaja (perang sebelum dan sesudah 1667). Apa yang menjadi memori kolektif saat itu masih mudah digali oleh Francois Valentyn. Oleh karenanya dalam volumenya tentang Makassar, Francois Valentyn mendeskripsikan dengan detail tentang tahapan-tahapan perang sebelum Bongaja Contract maupun sesudahnya. Hal yang penting Francois Valentyn diduga masih bertemu dengan Aroe Palakka (sebagai nara sumber?). Sebagai pejabat VOC, Francois Valentyn tidak hanya memiliki akses ke dokumen-dokumen lama dan baru VOC tetapi juga telah memanfaatkan Daghregiste (catatan hari Casteel Batavia).

Hal lain yang dianggap penting dalam deskripsi Francois Valentyn diduga telah membaca sejumlah warisan kerajaan/kesultanan Gowa melalui dokumen (aksara) lontara. Oleh karenanya, Francois Valentyn juga tidak mengabaikan bagaimana proses awal masuknya Islam di Macassar yang didahului oleh orang-orang Moor (yang basisnya cukup menyebar mulai dari Sumatra dan Jawa). Lalu kemudian pada tahun 1605 muncul Datuk Bendang seorang Melayu Cotatengah dari Sumatra (Westkust) yang melanjutkan syiar Islam.

Orang Moor adalah orang-orang dari Laut Tengah yang beragama Islam yang banyak ditemukan di pesisir utara Afrika dan selatan Eropa. Orang-orang Moor adalah pelaut-pelaut ulung dan pedagang-pedagangan yang menyatu dengan penduduk lokal di berbagai tempat. Konon, orang-orang Moor (Bani Umaijjah) yang menyebarkan agama Islam ke Eropa (Spanyol) di jaman lampau. Orang-orang Moor sangat intens memperkuat kerajaan-kerajaan lokal di nusantara (terutama di Sumatra) termasuk munculnya kesultanan-kesultanan di Atjeh. Kerjaan-kerajaan di sepanjang pantai barat Celebes menurut Francois Valentyn adalah subyek orang-orang Moor (Sunnijh).

Volume yang ditulis oleh Francois Valentyn telah disadur oleh berbagai penulis-penulis sedudahnya dan diterbitkan oleh sejumlah penerbitan di Eropa. Penulis-penulis sejarah Oost Indie di abad ke-18 dan ke-19 secara masif telah mengutip dekripsi Francois Valentyn, namun penulis-penulis di abad ke-20 seakan merujuk pada penulis-penulis abad sebelumnya, sehingga penulis-penulis sejarah Oost Indie termasuk sejarah Celebes dan khususnya Macassar secara perlahan terkubur. Padahal sejatinya, Francois Valentyn yang memulai itu semua. Itulah nama Francois Valentyn, seorang pionir penulis sejarah Makassar yang namanya terlupakan.
 

*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

4 komentar:

  1. Pak, bisa kami minta file bukunya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya akan cari di file saya. Silahkan Pak alamat emailnya di alamatkan email saya yang ada di laman Read Me di atas, biar saya kirim.

      Hapus
  2. Pak, bolehkah saya juga mendapatkan file nya ? edisi tahun 1724 dan 1726. Terima kasih.

    BalasHapus
  3. Pak, boleh saya minta filenya ? karena saya sedang mengumpulkan referensi-referensi tentang kerajaan Banggai di Sulawesi Tengah. Terima kasih

    BalasHapus