Senin, 01 Februari 2021

Sejarah Kupang (8): Oecusse Pulau Timor; Bukan Enclave Negara Timor Leste, Tetapi Wilayah Terpisah dari Nusa Tenggara Timur

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kupang dalam blog ini Klik Disini

Ada nama wilayah (district) di pulau Timor disebut Oecusse (Okusi). Wilayah ini beribukota di Pante Macassar (namanya merujuk Sulawesi). Wilayah ini menjadi bagian dari wilayah negara Timor Leste. Sebagian penulis menyebut wilayah ini wilayah kantorng (enclave) Timor Leste, sesungguhnya hanyalah wilayah yang terpisah dari (provinsi) Nusa Tenggara Timur (negara Indonesia). Secara teknis district Oecusse tidak berada di dalam wilayah provinsi Nusa Tenggara Timor. Berbeda dengan Vatikan, berada di dalam (enclave) negara Italia.

Konfigurasi wilayah seperti Oecusse tidak hanya antara Indonesia dan Timor Leste, tetapi banyak. Yang paling dekat adalah antara Indonesia (Kalimantan: Barat, Tengah dan Utara) dan Malaysia (Serawak dan Sabah). Yang mirip konfigurasi Indonesia-Timor Leste, posisi Oecusse ini adalah antara district Temburong (Brunei) dengan wilayah Serawak (Malaysia) atau wilayah Gaza (Palestina) dan Israel. Oleh karena konfigurasi ini masih dihubungkan (terhubung) laut tidak terlalu masalah (terutama soal pabean). Yang menjadi pertanyaan, mengapa harus terpisah jauh dan mengapa tidak bisa direkatkan. Tentu saja ada sejarahnya.

Bagaimana sejarah Oecusse (Timor Leste) di Pulau Timor? Tampaknya belum ada yang menulisnya mengapa Oecusse harus terpisah daratan dari Timor Portugis (bacaL Timor Leste). Namun sejarah tetaplah sejarah. Sejarah Oecusse tentu saja menarik sebagai bagian yang tidak terpisah dari pulau Timor. Dan tentu saja semakin menarik karena di wilayah Oecusse ada nama Makassar. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk ntuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Oecusse di Pulau Timor: Pante Macassar

Seperti halnya orang Belanda pertama mendarat di (pulau) Enggano, kerap Oecusse disebut sebagai tempat mendarat orang Portugis di Pulau Timor. Kesan itu tidak sepenting orang Belanda di pulau Enggano (Bengkulu), pendaratan pelaut Portugis di Oecusse merupakan rangkaian pelayaran Portugis setelah menguasai kota Malaka. Kota Malaka diduduki Portugis pada tahun 1511 yang dipimpin oleh Alfonso d’Albuquerque. Orang-orang Portugis yang sudah berada di Malaka tidak langsung ke (pulau) Jawa tetapi (menjelajah) ke wilayah sekitar Laut Cina sehingga pelaut-pelaut Portugis menemukan jalan ke Ternate.

Sementara Alfonso d’Albuquerque di Malaka, pada tahun 1511 pelaut Portugis dengan tiga kapal Anthoni D'Abreu, Francisco Serrao dan Simao Alfonso Bisigudo pada bulan November melakukan survei ke Maluku. Salah satu pemimpin kapal adalah Fransisco Rodriguez. Rute yang diikuti oleh pelaut-pelaut Portugis ini adalah rute yang sejak lama dirintis oleh orang-orang Moor beragama Islam asal Afrika Utara dari Muar (Semenanjung) ke Ternate. Peta navigasi pelayaran yang dibuat oleh F Rodriguez dari kapal D’Abreau adalah peta pertama Portugis pertama. Lalu kemudian ekspedisi ke Maluku dilakukan pelaut Portugis pada tahun 1513 yang dipimpin oleh Joam Lopez Alvim. Dua ekspedisi ini masih sebatas survei (pemetaan).

Dalam berbagai tulisan masa kini disebut Oecusse adalah tempat pertama orang Portugis mendarat di pulau Timor. Namun tidak diketahui siapa pelaut Portugis yang pertama mendarat di pulau Timor. Yang jelas bukan Fransisco Rodriguez dan Joam Lopez Alvim. Yang jelas Pedro Reinel yang melakukan ekspedisi pada tahun 1517 sudah mengidentifikasi nama pulau Timor, pulau Solor dan Batoetara. Pedro Reinel membuat sejumlah peta (akumulasi dari peta Fransisco Rodriguez. 1511).

Wilayah pulau Timor dan sekitar sebelum kehadiran orang-orang Portugis adalah wilayah navigasi pelayaran dan perdagangan orang-orang Macassar (berbahasa Melayu) untuk mendapatkan kayu cendana untuk diekspor dari Macassar ke Tiongkok. Nama tempat Batoetara diduga adalah pelabuhan perdagangan dari pedagang-pedagang dari Macassar.

Lantas mengapa Pedro Reinel mengidentifikasi tiga nama geografis (pulau Timor, pulau Solor dan Batoetara)? Besar dugaan pulau Timor dan pulau Solor dianggap dua pulau paling penting sebagai penghasil kayu cendana dimana terdapat pedagang-pedagang asal Macassar. Nama Batoetara diidentifikasi diduga kuat adalah nama pelabuhan.

Pada masa ini nama Batoetara adalah nama gunung di Pulau Komba. Nama kampong pelabuhan Batoetara merujuk pada nama gunung (atau sebaliknya). Batoetara ini adalah nama tempat yang paling dekat dengan Macassar (Pulau Macassar, menjadi Pulau Celebes). Dari pelabuhan inilah pedagang-pedagang Macassar mengumpulkan kayu cendana di pulau Solor dan pulau Timor.

Orang Portugis pertama sendiri tidak berada di pulau Timor, akan tetapi di pulau Solor. Pada tahun 1557 misionaris Portugis membuka stasion di pulau Solor di kampong Lohayong yang sekarang. Kehadiran misionaris ini di pulau Solor karena orang-orang dari Macassar sudah sejak lama di pulau ini untuk produksi (mengumpulkan) kayu cendana. Saat misionaris Portugis datang, di pulau ini sudah banyak pendatang (yang berasal dari Macassar). Pedagang-pedagang Portugis jauh sebelum kehadiran misionaris (pertama) Portugis juga sudah membeli kayu cendana di pulau Solor (Lohayong) dan di pulau Timor (Pante Macassar). Karena rute perdagangan Portugis inilah kemudian misionaris Portugis menyusul.

Seperti halnya orang-orang Melayu (Macassar) membentuk koloni di pulau Solor dan pulau Timor, orang-orang Moor sudah sejak lama bermukim (koloni) di Pulau Soembawa di Bima. Sejak 1593 orang-orang Jepara (Demak) berdagang dan membentuk koloni di pulau Lombok (perluasan dari pulau Bali). Orang-orang beragama Islam di Solor dan sekitar diduga kuat karena pengaruh perdagangan orang-orang Moor (seperti halnya di Ternate). Sementara orang-orang beragama Islam di Lombok diduga kuat karena pengaruh perdagangan orang-orang Jepara. Surat seorang Misionaris B Dias (1559) mengindikasikan bahwa orang Makassar di Celebes belum beragama Islam (tetap di Ternate dan Tidore sudah sejak lama).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pante Macassar: Era Kesultanan Gowa

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar