Senin, 22 Maret 2021

Sejarah Papua (37): Sejarah Papua Nugini, di Pulau Papoea dan Nova Guinea; Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris, Jerman, Australia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Papua dalam blog ini Klik Disini

Tidak akan sempurna narasi Sejarah Papua (Indonesia), jika tidak dipahami Sejarah (negara) Papua Nugini. Begitulah pakem sejarah yang seharusnya. Namun pendekatan ini kurang umum dilakukan dalam analisis sejarah. Oleh karena itu, tanpa pernah memahami sejarah tetanggga, maka narasi sejarah narsis yang muncul. Itu terjadi dalam dunia sejarah dan juga dalam sejarah daerah-daerah di Indonesia. Semua penulis sejarah yang terjebak eksklusif (kedaerahan) serupa itu akan menyimpulkan sejarahnyalah yang terbaik, tersempurna dan terhebat. Kita harus hindari itu, kita juga harus memahami sejarah tetangga, tidak untuk diperbandingkan tetapi mempelajari sejarah tetanngga untuk memperkuat pemahaman sejarah sendiri.

Papua Nugini (Papua New Guinea) adalah sebuah negara yang terletak di bagian timur Pulau Papua dan berbatasan darat langsung dengan Provinsi Papua. Seperti halnya Papua Indonesia, negara Papua Nugini juga memiliki keragaman etnik dan bahasa. Penduduk Papua Nugini masa kini sekitar 6 Juta jiwa. Awalnya wilayah Papua Nugini ini diadministrasikan oleh Jerman tahun 1884, namun dalam perkembangannya, saat terjadi perang dunia pertama, Australia menganeksasi Papua Nugini dengan menyingkirkan Jerman (sebagai representasi perang antara Inggris dan Jerman di Eropa). Pada tahun 1975 Papua Nugini mendapatkan kemerdekaannya. Ibu kota Papua Nugini berada di Port Moresby.

Lantas bagaimana sejarah Papua Nugini? Seperti disebut di atas, mempelajari sejarah tetangga sangat baik untuk memperkuat pemahaan sejarah sendiri. Dalam hubungan ini kita perlu mengetahui sejarah Papua Nugini yang berkaitan dengan Sejarah Papua (Indonesia). Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Papua Nugini dan Port Moresby: German

Tunggu deskripsi lengkapnya

Papua Nugini: Aneksasi Australia hingga Negara Persemakmuran Inggris

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar