Senin, 22 Januari 2024

Sejarah Bahasa (252): Bahasa Karas Orang Karas di Pulau Karas di Pantai Barat Fakfak Papua; Nama Pulau Karas di Galang, Riau


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Karas adalah bahasa Trans–New Guinea yang digunakan di Kepulauan Karas terbesar di lepas Semenanjung Bomberai, yang tampaknya paling dekat hubungannya dengan bahasa-bahasa Bomberai Barat. Bahasa ini digunakan di desa Antalisa dan Mas di Pulau Karas. Bahasa Karas dituturkan di kampong Faur distrik Karas kabupaten Fakfak. Bahasa Karas berbeda dengan bahasa lainnya di sekitar seperti bahasa Kamran, bahasa Beser dan bahasa Soon.


Pulau Karas adalah sebuah pulau di di provinsi Papua Barat, Pulau ini memiliki luas 48 km². Kontur tanah di Pulau Karas cukup berbukit. Titik tertinggi pulau ini adalah 451 mdpl. Pulau ini mencakup 12,4 km dari utara ke selatan dan 10,8 km dari timur ke barat. Pulau Karas merupakan salah satu pulau kecil yang masuk dalam wilayah administratif Kota Batam. Menurut masyarakat setempat, nama Pulau Karas berasal dari kata "Keras". Pulau Karas seluas kurang lebih 480 Ha. Masuk secara administratif dalam kawasan pemerintah kota Batam. Secara geografisnya, perairan pulau Karas, berada dekat pulau Galang di bagian selatan. Pulau yang dekat, salah satunya adalah pulau Pangkil di bagian utaranya. Pulau-pulau lain juga terdapat di sekitar seperti: pulau Anak Karas, pulau Mubut, Mubut Darat dan masih banyak lagi (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Karas Orang Karas di pulau Karas di pantai barat Fakfak, Papua Barat? Seperti disebut di atas bahasa Karas di pulau KarasPapua. Nama Pulau Karas di Galang, Riau. Lalu bagaimana sejarah bahasa Karas Orang Karas di pulau Karas di pantai barat Fakfak, Papua Barat? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa Karas Orang Karas di Pulau Karas di Pantai Barat Fakfak Papua; Nama Pulau Karas di Galang, Riau 

Tunggu deskripsi lengkapnya

Nama Pulau Karas di Galang, Riau: Bahasa Melayu di Barat dan Bahasa Melayu di Timur

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar