Senin, 15 November 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (234): Pahlawan Nasional Dewi Sartika di Bandung; Alimatu Saadiah di Padang dan RA Kartini di Jepara

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pahlawan Nasional dari provinsi Jawa Barat Dewi Sartika. Seperti nama RA Kartini berasal dari Japara sangat terkenal di Jawa Tengah, nama Dewi Sartika sangat terkenal pula di Jawa Barat. Namun nama Alimatu’ Saadiah di Padang tidak dikenal karena kurang terinformasikan. Tentulah sajarah Dewi Sartika sudah ditulis dengan baik. Namun sejauh diterus dilakukan penggalian data, narasi sejarah Dewi Sartika tetap perlu ditulis.

 

Raden Dewi Sartika (4 Desember 1884 – 11 September 1947) adalah tokoh perintis pendidikan untuk kaum wanita. Ia diakui sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1966. Putri R. Rangga Somanegara dan R. A. Rajapermas di Cicalengka. Ketika masih kanak-kanak, ia selalu bermain peran menjadi seorang guru ketika seusai sekolah bersama teman-temannya. Setelah ayahnya meninggal, ia tinggal bersama dengan pamannya. Ia menerima pendidikan yang sesuai dengan budaya Sunda oleh pamannya, meskipun sebelumnya ia sudah menerima pengetahuan mengenai budaya barat. Pada tahun 1899, ia pindah ke Bandung. Pada 16 Januari 1904, ia membuat sekolah yang bernama Sekolah Isteri di Pendopo Kabupaten Bandung. Sekolah tersebut kemudian direlokasi ke Jalan Ciguriang dan berubah nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri pada tahun 1910. Ia mengajarkan para wanita membaca, menulis, berhitung, pendidikan agama dan berbagai ketrampilan. Pada tahun 1912, sudah ada sembilan sekolah yang tersebar di seluruh Jawa Barat, lalu kemudian berkembang menjadi satu sekolah tiap kota maupun kabupaten pada tahun 1920. Pada September 1929, sekolah tersebut berganti nama menjadi Sekolah Raden Dewi. Pasca kemerdekaan, kesehatan Dewi Sartika mulai menurun. Ketika terjadi Agresi Militer Belanda dalam masa perang kemerdekaan, ia terpaksa ikut mengungsi ke Tasikmalaya. Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947 di Cineam dan dimakamkan di sana. Setelah keadaan aman, makamnya dipindahkan ke Jalan Karang Anyar, Bandung (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Dewi Sartika? Seperti disebut di atas, banyak tokoh wanita pada era Hindia Belanda, selain Dewi Sartika ada RA Kartini dan Alimatu’ Saadiah. Lalu bagaimana Dewi Sartika? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 14 November 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (233): Pahlawan Nasional Supriyadi; Apakah Benar-Benar Hilang atau Hanya Menghilangkan Diri?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Supriyadi ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 9 Agustus 1975. Dalam berbagai tulisan disebutkan mantan perwira PETA pada era pendudukan Jepang menghilang (dan tidak pernah kembali). Mengapa? Lantas apakah Supriyadi benar-benar hilang atau hanya (sekadar) menghilangkan diri? Nieuwe courant, 12-10-1949 melaporkan Supriyadi masih hidup dan sehat. Lalu, mana yang benar?

Soeprijadi atau dikenal dengan nama Sodancoh Soeprijadi (lahir di Trenggalek, 13 April 1923 – menghilang 14 Februari 1945, dinyatakan meninggal 9 Agustus 1975) adalah pahlawan nasional Indonesia dan pemimpin pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) terhadap pasukan pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945. Ia ditunjuk sebagai Menteri Keamanan Rakyat dalam Kabinet Presidensial, tetapi tidak pernah muncul. Bagaimana dan di mana Supriyadi wafat, masih menjadi misteri yang belum terpecahkan (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Supriyadi? Seperti disebut di atas, terdapat kontroversi terhadap apakah dia masih hidup atau hilang selamanya. Yang jelas hingga ini hari kisah Supriyadi masih dianggap menghilang. Lalu bagaimana duduk yang sebenarnya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.