*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pers dalam blog ini Klik Disini
Pers Indonesia di Belanda adalah satu hal,
organisasi (mahasiswa) pribumi Indische Vereeniging di Belanda adalah hal lain
lagi. Namun kedua hal ini saling berkaitan. Yang mana yang lebih dulu ada, lebih
dahulu eksis sebelum lainnya? Dalam konteks inilah lahirnya pers Indonesia di
Belanda, jauh dari tanah air. Bagaimana itu semua bermula menjadi manarik
diperhatikan, karena pers Indonesia di Belanda tidak terpisahkan dari pers
Indonesia sendiri.
Indische Vereeniging (IV) organisasi pelajar mahasiswa pribumi di Belanda berdiri 1908. IV berdiri atas prakarsa (Radjioen Harahap gelar) Soetan Casajangan Soripada. Sejak Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat masuk, 1913, mulailah mereka memikirkan mengenai masa depan Indonesia, menyadari betapa pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa Indonesia. Sejak itulah IV memasuki kancah politik, menerbitkan buletin diberi nama Hindia Poetera, tetapi isinya sama sekali tidak memuat tulisan-tulisan bernada politik. Pada September 1922, saat pergantian ketua antara Dr. Soetomo dan Herman Kartawisastra organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging. Para anggota Indonesische juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta sebagai pengasuhnya. Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan ide-ide antikolonial. Saat Iwa Koesoemasoemantri ketua 1923, Indonesische mulai menyebarkan ide non-kooperasi Tahun 1924, saat M. Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua, nama majalah Hindia Poetra berubah menjadi Indonesia Merdeka. Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (Wikipedia).
Lantas bagaimana sejarah pers Indonesia di
Belanda? Seperti disebut di atas, pers yang dimaksud berkontribusi di Belanda
dimana orang-orang pribumi yang tengah menjalankan studi. Meski ada yang coba
menulisnya, tetapi masih banyak yang belum terinformasikan. Dalam hubungan ini
juga terkait satu sama lain dengan organisasi mahasiswa pribumi di Belanda
Indische Vereeniging yang diubah namanya menjadi Indonesia Vereeniging dan
kemudian diubah lagi menjadi Perhimpoenan Indonesia. Lalu bagaimana sejarah pers
Indonesia di Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada
permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.