Sabtu, 03 Februari 2018

Sejarah Kota Surabaya (21): Pertandingan Klasik Persebaya vs PSMS Medan; Sejarah SVB Jadi Persebaya, OSVB Berubah PSMS

*Semua artikel Sejarah Kota Surabaya dalam blog ini Klik Disini.


Pertandingan antara Persebaya Surabaya melawan PSMS Medan sore ini dalam perempat final Piala Presiden 2018 adalah kelanjutan, garis continuum pertandingan-pertandingan tim sepak bola Surabaya dengan tim sepak bola Medan sejak tempo doeloe (klasik).  Dengan kata lain jika di masa lampaui gengsinya Kota Surabaya vs Kota Medan, tetapi pada masa kini Persebaya vs PSMS.


Docter Djawa School Voetbal Club di Batavia, 1903
Pertandingan antar kota Surabaya vs Medan, tidak hanya Persebaya vs PSMS, tetapi juga pernah terjadi (pada era kompetisi Galatama) antara Niac Mitra vs Pardedetex. Jauh ke belakang, pada masa lampau (sebelum 1951), juga terjadi pertandingan antara SVB Surabaya vs OSVB Medan. Pada tahun 1938, tim nasional NIVU yang diperkuat banyak pemain Surabaya sebelum menuju Piala Dunia di Prancis melakukan uji tanding dengan tim Medan.

Jelang melihat pertandingan prospektif sore ini antara Persebaya vs PSMS, coba kita kembali ke masa lampau (retrospektif) bagaimana dinamika antara tim-tim Surabaya dengan tim-tim Medan. Dengan cara begitu, kita dapat memahami mengapa pertandingan Persebaya vs PSMS diberi label pertandingan klasik. Satu hal yang perlu dideskripsikan adalah bahwa klub Persebaya Surabaya masa kini merupakan wujud metamorfosis PSV/PSS dan klub PSMS Medan adalah wujud metamorfosis OSVB.  

Medan dan Surabaya dalam Konfigurasi Sepak Bola Indonesia

Kota-kota terawal yang memiliki demam sepak bola yang tinggi di era kolonial Belanda adalah Medan, Batavia, Semarang dan Soerabaja sebagai garis lurus (dari barat ke timur). Lalu kemudian menyusul kota Bandoeng sebagai garis tegak ke selatan. Pada masing-masing ujung, Medan membentuk relasi garis ke utara di Penang (kini Malaysia) dan Surabaya membentuk relasi garis ke utara di Makassar. Yang dimaksud relasi adalah hubungan timbal balik dalam pertandingan sepak bola antara dua kota yang berdekatan (semacam rivalitas dua kota yang berdekatan atau derby). Di awal pertumbuhan sepakbola di Makassar, tim Quick Surabaya yang kerap bertandang ke Makassar. Konfigurasi sejarah awal sepak bola di Indonesia kala itu seakan membentuk huruf Y. Lalu konfigurasi tersebut berkembang. Setelah relasi Batavia dan Bandoeng, lalu menyusul relasi Soerabaja dan Malang, relasi Semarang dengan Ambarawa dan Soerakarta (Solo). Sementara itu, sejak relasi Medan-Penang meredup muncul relasi baru Medan dan Padang. Demikian juga muncul relasi Makassar dan Manado.

Tim Quick Soerabaja, 1920
Dalam konfigurasi spasial historikal sepak bola Indonesia, tidak terdapat relasi Makassar dan Ambon maupun relasi Manado dan Ambon. Akan tetapi, meski dinamika sepak bola di Ambon tidak terasa, namun tim-tim asal Ambon hampir terdapat dimana-mana, seperti di Batavia, Bandoeng, Soerabaya dan Makassar. Pemain-pemain asal Ambon juga yang bergabung di dalam tim-tim di berbagai kota. Saat itu, pemain Ambon mirip dengan pemain asal Papua yang terdapat di tim-tim di berbagai kota saat ini. Kita bisa lihat sendiri tim Persebaya yang sekarang hampir semua pemain utama berasal dari Papua plus Robertino Pugliara dan Otavia Dutra.

Persebaya vs PSMS (Head to Head yang terakhir)
Pertandingan kesebelasan Surabaya dan kesebelasan Medan bukanlah pertandingan derby. Meski berjauhan (non-derby) tetapi tim kesebelasan antara dua kota selalu mengusung spirit pertandingan rivalitas. Untuk menjaga harga diri dalam tradisi rivalitas muncul spirit revans. Pengertian revans tidak lagi hanya melihat kekalahan sebelumnya untuk membalikkan keadaan dalam pertandingan prospektif tetapi juga secara sadar membuka sejarah lama (retrospektif) dalam hal raihan keunggulan dalam ‘head to head’. Dalam catatan head to head inilah dua tim yang akan bertanding apakah dikategorikan sebagai pertandingan klasik.

Breaking News: Akhirnya pertandingan klasik antara Persebaya dan PSMS berakhir dengan skor 3-3. Sesuai aturan yang dibuat panitia, tidak ada perpanjangan waktu dan langsung adu penalti. PSMS memenangkan adu penalti dengan skor akhir 7-6. Dengan kemenangan ini, PSMS menambah pundi-pundi kemenangan head to head melawan Persebaya. Dengan kemenangan ini, PSMS menambah pundi-pundi kemenangan head to head melawan Persebaya. PSMS Medan akan menunggu pemenang Mitra (Kukar), eks Niac Mitra Surabaya melawan Persija Jakarta. Jika Persija yang menang maka akan terjadi lagi pertandingan klasik yang lain: PSMS vs Persija (akan dibuat artikel sendiri di dalam blog ini pada kategori Sejarah Jakarta [Sebelum ini sudah dibuat artikel pertandingan klasik Persib vs PSMS di kategori Sejarah Bandung].

Persebaya Surabaya vs PSMS Medan: Rivalitas dan Pertandingan El Clasico

Pertandingan kali pertama antara Persebaya dengan PSMS terjadi pada tahun 1952 dalam babak 7 Besar Kejuaraan Nasional Perserikatan. Pertemuan pertama Persebaya dengan PSMS ini berlangsung di Surabaya. Dalam pertandingan ini Persebaya mengalahkan PSMS dengan skor 2-1. PSMS sendiri baru didirikan tahun 1950.

Persebaya vs PSMS (hea to head era perserikatan)
Pada tahun 1950 sebagai awal PSSI memulai kejuaraan nasional, masih terbatas di Jawa, mempertemukan juara dari Jawa Barat (Bandoeng dan Djakarta), Jawa Tengah (Solo, Djogjakarta dan Semarang); dan Jawa Timur (Soerabaja, Malang). Pada tahun 1951 kejuaraan diperluas dengan dengan berpartisipasinya juara dari Sulawesi (Makassar). Pada tahun 1952 kejuaraan nasional diperluas lagi dengan berpartisipanya tim dari Sumatra (PSMS Medan), sementara PSM Makassar tidak berpartisipasi (karena masalah keamanan, pemberontakan di Sulawesi). PSMS Medan baru berpartisipasi tahun 1952 karena kemungkinan Pemerintah Sumatera Utara yang beribukota di Medan baru terbentuk secara definitif tahun 1952. Gubernur Sumatera Utara yang pertama secara definitif adalah Abdul Hakim Harahap dan Wali Kota Medan pertama Alimoeda Siregar.

Pertemuan Persebaya vs PSMS baru kembali terjadi pada tahun 1954 pada babak 6 Besar Kejuaraan Nasional Perserikatan. Dalam pertemuan ini PSMS mengalahkan Persebaya dengan skor 4-3 (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 25-07-1955). Ini untuk kali kedua Persebaya bertemu dengan PSMS.

Riwayat Awal Persebaya Surabaya dan PSMS Medan

Persebaya vs PSMS adalah rivalitas sejak 1952 dan pertandingan Persebaya vs PSMS selanjutnya akan selalu dinggap sebagai pertandingan klasik (el clasico). Romantisme pertandingan el clasico antara Persebaya dan PSMS dapat diperpanjang jauh ke belakang sebagai pertandingan el clasico antar kota.

Kapan kali pertama tik (kesebealasan) Kota Surabaya dan Kota Medan? Pertanyaan ini tentu menarik untuk ditelusuri. Sebagai gambaran awal pertandingan sepak bola kali pertama di selenggarakan di Medan pada tahun 1893. Sementara pertandingan sepak bola pertama kali diadakan di Surabaya pada tahun 1898. Perserikatan (bond) pertama kali dibentuk di Surabaya pada tahun 1902 dengan nama Oost Java Voetbal Bond (OJVB). Namun bond di Surabaya diperbarui tahun 1908 dengan nama yang baru Soerabaijasch Voetbal Bond (SVB). Sedangkan di Medan perserikatan kali pertama dibentuk tahun 1907 dengan nama Deli Voetbal Bond (DVB). Pada tahun 1930 bond di Medan diperbarui dengan nama yang baru Oost Sumatra Voetbal Bond (OSVB). Bond yang berpusat di Surabaya ruang lingkupnya semakin menyempit dari provinsi (OJVB) menjadi kota (SVB) sedangkan bond yang berpusat di Medan semakin meluas dari kabupaten (DVB) menjadi provinsi (OSVB).

Pada bulan September 1949 SVB melakukan lawatan ke Medan. Kesebalasan SVB melakukan tiga pertandingan di Medan dengan dua klub OSVB dan tik kesebelasan OSVB sendiri.

De vrije pers: ochtendbulletin, 23-09-1949: ‘Kesebelasan SVB melakukan lawatan ke Medan untuk melakukan tiga kali pertandingan melawan tim yang berbeda

Pada bulan April 1950 SVB berubah nama menjadi Persibaja (Persatoean Sepak Raga Indonesia Soerabaja). Persibaja kemudian pada bulan Mei berafiliasi dengan PSSI (yang diaktifkan kembali pada pasca pengakuan kedaulatan RI). Sedangkan PSMS (Persatoean Sepak Bola Medan dan Sekitarnya) didirikan pada tanggal 21 April 1950 (sehubungan dengan aktifnya kembali PSSI).

PSSI disebut diaktifkan kembali, karena secara defacto vakum sejak terjadinya pendudukan Jepang 1942). PSSI sendiri didirikan pada tanggal 19 April 1930. Di Surabaya selain ada bond SVB yang berafiliasi dengan NIVU, juga terdapat SIVB (yang dibentuk tahun 1927) yang berafiliasi dengan PSSI. SVB yang berganti nama menjadi Persibaja pada tahun 1950 lalu berafiliasi dengan PSSI yang baru diaktifkan (kembali). SIVB sendiri tidak aktif lagi sejak pendudukan Jepang. Namun yang menjadi persoalan adalah mengapa Persebaya (sebelumnya Persibaja) mengacu tahun kelahiran tahun 1927 padahal SVB yang lahir tahun 1908 yang bertransformasi menjadi Persibaja yang berafiliasi dengan PSSI yang baru diaktifikan. Hal ini berbeda dengan PSMS yang memang baru dibentuk tahun 1950. Klub-klub pribumi, seperti Sahata VC (pimpinan Abdul Hakim Harahap) pada tahun 1938 telah keluar dari OSVB. Pada saat PSSI diaktifkan kembali tahun 1950 yang berafiliasi adalah PSMS yang baru dibentuk. OSVB sendiri tidak melakukan transformasi (seperti SVB) dan juga tidak berafiliasi dengan PSSI. Dengan kata lain OSVB lambat laun menghilang alias membubarkan diri. .  

Sejauh informasi yang dapat ditelusuri, pertandingan antara tim Surabaya dan tim Medan hanya yang terjadi pada tahun 1949. Pada tahun-tahun sebelumnya bahkan tidak satu pun tim dari Jawa yang melawat ke Medan (demikian juga sebaliknya). kecuali tim Docter Djawa School VC pada tahun 1909.

Docter Djawa School Voetbalclub (Docter Djawa VC) dibentuk tahun 1903 di Batavia oleh mahasiswa-mahasiswa Docter Djawa School (cikal bakal STOIA). Docter Djawa VC berkompentisi di bond Batavia (Bataviasch Voetbal Bond = BVB) yang mulai bergulir tahun 1905. Pada tahun 1909, saat jeda kompetisi, Docter Djawa VC melawat ke Medan untuk bertanding dengan Tapanoeli VC (anggota DVB). Kapten tim Docter Djawa VC yang memimpin lawatan ke Medan adalah Radjamin Nasution. Beberapa tahun kemudian DVB vakum alias tidak berjalan normal. Ketika bertugas di Medan, pada tahun 1926 Dr. Radjamin Nasution mendirikan asosiasi sepakbola pribumi dengan menggunakan nama DVB (yang telah lama vakum). Lalu baru tahun 1930 OSVB dibentuk (sementara DVB dibubarkan). Dalam perkembangannya, Dr. Radjamin mutasi ke Surabaya tahun 1932. Beberapa tahun kemudian Dr. Radjamin Nasution bersama-sama dengan temannya mendirikan SKVB (asosiasi sepak bola baru di luar SVB dan SIVB). Pada tahun 1948 SKVB diintegrasikan ke SVB. Dr. Radjamin Nasution (yang sekelas dengan Dr. Soetomo di STOVIA) adalah Wali Kota pribumi pertama Kota Surabaya. SVB yang bertransformasi menjadi Persibaja dan berafiliasi dengan PSSI diduga kuat adalah peran Dr. Ahamd Nawir (penasehat SVB dan pernah menjadi Ketua SVB) dan Dr, Radjamin Nasution (pendiri dan penasehat SKVB).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber ang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

2 komentar:

  1. Mohon maaf pak, untuk SKVB ini berdiri pada januari 1927. Hal ini disesuaikan dengan riset yang saya sedsng tulis. Kalau Dr. Radjamin sendiri memang merupakan salah satu aktor di Gemeenteraad Soerabaja hingga di SIVB

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya baru tahun SKVB berdiri Januari 1927 (darimana ya sumbernya?). Untuk sekadar menambahkan, setahu saya berdasarankan koran sejaman, SKVB awalnya didirikan di Batavia, Lalu kemudian tahun 1926 di Semarang sudah ada pertandingan sepakbola SKVB. Pada akhir tahun 1926 suatu komite SKVB dibentuk di Soerabaja yang kemudian meminta persetujuan kepada SVB dan setelah mendapat izin, SKVB membuat AD-ART. Pada bulan Januari 1927 secara defacto sudah ada pertandingan SKVB di Soerabaja. Lalu secara dejure (resmi) yang dijadikan hari lahir SKVB Soerabaja adalah pada tanggal 30 Juni 1927. Saya hanya mengasumsikan bahwa tanggal ini dipakai berdasarkan statuta SKVB Soerabaja disahkan oleh pemerintah pada tanggal itu. Tanggal inilah yang terus digunakan sebagai hari lahir SKVB. Lalu pada tahun 1932 terjadi kisruh sepakbola di Soerabaja antara NIVB di satu pihak dan SVB di pihak lain (semacam dualisme). Sepakbola Tionghoa dan SKVB dalam dilema. Lalu empat anggota dewan yang dipimpin Radjamin menengahi permasalahan yang kemudian SKVB memiliki kompetisi sendiri (tidak terikat dengan SVB). Darisinilah saya mengasumsikan SKVB didirikan kembali (dilisting kembali klub mana yang menjadi anggota SKVB). Kasus serupa ini pernah terjadi di Medan dan DVB dan OSVB. SEjak kasus kisruh itu SKVB Soerabaja terus eksis hingga berakhirnya Pemerintah Hiniia Belanda (pendudukan Jepang). Setelah perang, pada tahun 1948 SKVB didirikan lagi (era Belanda/NICA).Pada era RI SKVB ini diteruskan yang mana sebagai ketua SKVB Dr I Rajamin Nasoetion.
      Demikian

      Hapus