Rabu, 17 Februari 2021

Sejarah Ternate (2): Pelayaran Belanda Pertama ke Hindia Timur; W van Warwijck dan J van Heemskerck Mencapai Maluku

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Ternate dalam blog ini Klik Disini

Di Maluku, kehadiran orang-orang Portugis dan Spanyol sudah berlangsung lama, bahkan pelaut-pelaut Portugis sudah mencapai Maluku pada tahun 1511. Ketika posisi orang Portugis sangat kuat di Amboina dan orang Spanyol di Ternate, muncul pendatang baru dari Eropa yakni pelaut-pelaut Belanda. Peta-peta yang sudah terakumulasi di era Portugis dan Spanyol, menjadi penanda navigasi penting bagi pelaut-pelaut Belanda untuk mengikuti jejak Portugis dan Spanyol ke Hindia Timur. Kehadiran Belanda di Maluku kemudian justru menjadi petaka bagi Portugis maupun Spanyol.

Pada bulan November 1511 tiga kapal Portugis berangkat dari Malaka menuju Maluku. Sebagaimana diketahui pelaut-pelaut Portugis yang sudah lalu lalang di India, menaklukkan kota pelabuhan Malaka. Tiga kapal Portugis tersebut adalah d'Abreu, Francisco Serrao dan Simao Affonso Bisigudo. Masing-masing komandan kapal tersebut adalah Goncalo d'Oliveira, Luys Botim dan Francisco Rodriguez. Rute yang ditempuh melalui laut Jawa (pantai timur Sumatra dan pantai barat Borneo) kemudian menyusuri pantai utara Jawa dari Zunda hingga Lasem. Lalu ke arah timur melalui Madura dan Soerabaja terus ke Bali, Lombok, Soembawa, Solor dan Timor hingga menuju Banda, Seram dan Baroe serta (kepulauan) Maluku. Inilah awal kehadiran Portugis di Maluku. Sedangkan Spanyol tidak menduga menemukan jalan ke Maluku tahun 1521 melalui jalan lain dari Panama menembus lautan Pasifik setelah sebelumnya Ferdinand Maggellan menemukan celah benua Amerika di ujung selatan ke Filipina.

Lantas bagaimana sejarah awal kehadiran pelaut-pelaut Belanda di Maluku? Ini bermula dari pelayaran Belanda pertama yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman sejak April 1595 namun hanya sampai di pulau Lombok. Pelaut-pelaut Belanda baru berhasil mencapai Maluku pada pelayaran kedua di bawah pimpinan Jacob van Neck dan Wijbrant van Warwijck. Bagaimana bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pelayaran Belanda Pertama: Cornelis de Houtman (1595-1597), Jacob van Neck dan Wijbrant van Warwijck (1598-1599)

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pertempuran Belanda di Amboina 1605: Awal Petaka Portugis

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar