Kamis, 04 Maret 2021

Sejarah Papua (2): Sejarah Kota Jayapura di Papua, Ibu Kota Provinsi Papua; Hollandia, Soekarnopoera Menjadi Djajapoera (1969)

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Papua dalam blog ini Klik Disini

Nama Djajapoera diganti dari nama Soekarnopoera baru terjadi pada tahun 1969 (lihat  Leeuwarder courant : hoofdblad van Friesland, 11-03-1969). Nama kota Soekarnopoera pada era (Hindia) Belanda adalah Hollandia. Kota Hollandia di (pulau) Nova Guinea dapat dikatkan kota baru, kota yang terbentuk baru. Salah satu kota yang sudah diidentifikasi di pulau Papua (Nova Guinea) sejak lampau adalah Fakfak. Kota Merauke juga terbilang baru, namun lebih tua jika dibandingkan kota Hollandia.

Kota-kota besar di Indonesia pada masa ini umumnya kota-kota lama, paling tidak namanya sudah ada sejak lama. Kota Ambon. Ternate, Macassar, Manado dan Koepang sudah eksis sejak era VOC. Faktor penentunya karena menjadi pusat (kota) perdagangan. Sumberdaya alam seperti rempah-rempah di (kepulauan) Maluku yang berpusat di Ternate-Tidore, Ambon dan Banda menjadi pembatas bagi navigasi pelayaran pedagang-pedagang Eropa ke Papua. Namun demikian, pedagang-pedagang lokal yang berpusat di empat pelabuhan tersebut menjadi penghubung dengan Papua. Tentu saja para pedagang-pedagang lokal yang aktif menyambangi Papua dan pulau-pulau kecil lainnya sudah mengidentifikasi nama-nama pulau dan nama-nama tempat, seperti pulau Papua yang berasal dari bahasa Melayu. Akan tetapi pelaut-pelaut Eropa memberikan nama sendiri seperti pulau Papua dengan nama Nova Guinea.

Lantas bagaimana sejarah awal kota Jayapura? Tentu saja sudah ada yang menulisnya. Namun itu tidak cukup. Narasi sejara awal kota Jayapura lebih dari yang ditulis sekarang ini. Hal itulah mengapa narasi sejarah awal kota Jayapura perlu ditulis kembali. Lalu apa pentingnya sejarah awal kota Jayapura? Yang jelas kota Jayapura dengan nama lama Soekarnopoera dan Hollandia adalah ibu kota dari Provinsi Papua, kota terbesar dan bahkan lebih besar dari Kota Port Moresby. Okelah kalau begitu. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Hollandia Nama Awal Kota Jayapura

Tunggu deskripsi lengkapnya

Nama Kota Soekarno(poera) Menjadi Djaja(poera)

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar