Selasa, 18 Mei 2021

Sejarah Pulau Bali (43): Sejarah Candi di Bali, Seberapa Tua? Candi-Candi Kuno di Bali Mirip Candi-Candi di Pulau Jawa?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bali dalam blog ini Klik Disini 

Pada masa ini tentulah banyak tempat ibadah yang disebut pura di Bali. Tempat ibadah di masa lampau zaman kuno pada masa ini dikenal sebagai candi. Masih pada masa ini, adakalnya pura disebut sebagai tempat ibadah agama Hindu sedangkan candi adalah tempat ibadah agama Budha. Candi dalam hal ini adalah tempat ibadah pada zaman kuno, baik untuk tempat ibadah Hindoe maupun Boedha. Candi pada zaman kuno, tidak hanya tempat pemujaan terhadap dewa-dewa tetapi juga tempat pemujaan terhadap roh leluhur.

Candi merujuk pada sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala era Hindu-Buddha. Bangunan digunakan sebagai tempat pemujaan dewa. Akan tetapi, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja. Dalam hal ini, candi adalah bangunan replika tempat tinggal para dewa yang sebenarnya, yaitu Gunung Mahameru. Karena itu, seni arsitekturnya dihias dengan berbagai macam ukiran dan pahatan. Candi-candi dan pesan yang disampaikan lewat arsitektur, relief, serta arca-arcanya terkait dengan unsur spiritualitas, daya cipta, dan keterampilan para pembuatnya. Pura adalah istilah untuk tempat ibadat agama Hindu di Indonesia pada masa ini. Pura terutama terkonsentrasi di Bali sebagai pulau yang mempunyai mayoritas penduduk penganut agama Hindu. Kata ‘pura’ sendiri berasal dari akhiran bahasa Sanskerta (-pur, -puri, -pura, -puram, -pore) yang artinya adalah gerbang. Di Pulau Bali, istilah ‘pura’ menjadi khusus untuk tempat ibadah, sedangkan istilah ‘puri’ menjadi khusus untuk tempat tinggal para raja. Sedangkan istilah ‘candi’ berasal dari kata ‘candika’ yang dihubungkan dengan monumen tempat untuk memuliakan raja yang sudah meninggal. Orang asing istilah candi hanya merujuk pada bangunan peninggalan era Hindu-Buddha (Wikipedia)

Bagaimana sejarah candi di (pulau) Bali? Seberapa tua? Tentu saja sudah ada yang menulisnya. Namun sejau data baru dapat ditemukan, narasi sejarah candi di Bali tidak pernah berhenti. Lantas apakah ada kaitannya candi-candi di Bali dengan di tempat lain? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Candi di Bali: Seberapa Tua?

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pura di Bali: Sejak Kapan?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar