Kamis, 28 Oktober 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (198): Pulau di Tengah Laut, Dimana dan Ada Apa? Teori Paparan Sunda dan Paparan Sahul Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pulau di tengah laut? Memang semua pulau berada di tengah laut. Bukan itu yang dimaksud, tetapi pulau-pulau yang relatif lebih kecil dari pulau induknya (pulau besar terdekat). Dalam hal ini dapat diidentifikasi seperti pulau Bangka, pulau Belitung, pulau-pulau (kepulauan) di selat Karimata termasuk kepulauan Riau. Dalam hal ini pulau-pulau ditengah luat termasuk pulau Karimun Jawa dan pulau Bawean di pantai utara Jawa. Satu pulau penting yang dapay diidentifikasi adalah pulau Aru di sebelah barat daya pulau Papua. Pada pulau-pulau yang didaftarkan tersebut berada di wilayah (paparan) Sunda dan paparan Sahul.

Dua paparan, dasar laut yang dangkal (shelf) yang dikenal di Indonesia sejak dulu adalah Paparan Sunda dan Paparan Sahul. Laut dangkal Paparan Sunda mengikat benua Asia dengan pulau Sumatra, Jawa, Borneo dan Bali, sementara Paparan Sahul mengikat benua Australia dengan Pupua dan Pulau Aru. Di Paparan Sahul inilah terdapat Laut Arafuru. Sedangkan di Paparan Sunda terdapat pulau-pulau seperti Bangka, Belitung, Karimata, Karimun dan Bawean serta tentu saja pulau Madura dan pulau-pulau kecil di sekitarnya..

Lantas bagaimana sejarah pulau-pulau kecil di Paparan Sunda dan Paparan Sahul? Lalu, apa makna penting pulau-pulau tersebut dalam peta Indonesia masa kini? Apakah hanya sekadar pulau saja? Apakah pulau-pulau tersebut terbentuk relatif baru? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pulau di Tengah Laut, Dimana dan Ada Apa?

Tunggu deskripsi lengkapnya

Teori Paparan Sunda dan Paparan Sahul

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar