Jumat, 19 November 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (242): Pahlawan Kontroversi dan Soal Kontroversi Pahlawan; Pahlawan, Warisan Sejarah Untuk Inspirasi

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pemberian gelar Pahlawan Indonesia sudah sejak 1959 (hingga sekarang). Mereka yang diberi gelar Pahlawan Nasional adalah yang sudah wafat. Seperti pepatah pahlawan meninggalkan nama baik, kebanikan yang menjadi inspirasi generasi berikut. Namun untuk soal penetapan siapa yang menjadi Pahlawan Nasional tidak selalu baik-baik saja. Hal itu karena ada hal yang dibseut pahlawan kontroversi dan kontroversi pahlawan.

 

Dalam sejarah pemberian gelar Pahlawan Nasional di Indonesia kerap muncul perbingcangan soal seorang yang telah ditabalkan menjadi Pahlawan Nasional mendapat penolakan (bahkan sejak pengusulannya). Hal ini yang disebut pahlawan kontroversi. Dalam hal ini pahlawannya digugat karena di masa lampau sang pahlawan adalah seorang yang dianggap tidak berbuat baik atau melakukan penghianatan, Dalam hal ini ada beberapa yang telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional yang dianggap kontropversi seperti Mohamad Natsir, Anak Agung Gde Agung dan lainnya. Sedangkan kontroversi pahlawan adalah perdebatan soal kriteria yang mana dihubungan dengan pemberian gelar pahlawan, Hal ini pernah dikaitkan dengan pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk dua presiden (Soeharto dan Gusdur). Sebelumnya hal itu pernah dialamatkan kepada Soekarno.   

Lantas bagaimana sejarah kontroversi pahlawan dan pahlawan kontroversi di Indonesia? Seperti disebut di atas, soal ini semakin kerap muncul pada akhir-akhir ini. Lalu apakah hal itu pernah terjadi pada masa lampau? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Kontroversi dan Kontroversi Pahlawan: Pemberian Gelar Pahlawan Nasional

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pahlawan Nasional: Warisan Sejarah Untuk Inspirasi

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar