Rabu, 15 Desember 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (295): Pahlawan Indonesia Soetan Casajangan dan Bataksche Bank; Sejarah VOC, NHM hingga BUMN

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Siapa Soetan Casajangan? Kurang terinformasikan? Nama Soetan Casajangan belum ada di laman Wikipedia. Namun sangat aneh peran penting Soetan Casajangan dikerdilkan di dalam buku berjudul ‘Orang Indonesia di negeri Belanda, 1600-1950’ yang ditulis dalam bahasa Belanda oleh Harry A. Poeze, Cornelis Dijk dan Inge van der Meulen (KITLV) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia, 2008 dengan judul ‘Di negeri penjajah: Orang Indonesia di negeri Belanda, 1600-1950’. Lupakan buku Harry A. Poeze. Perihal sejarah, kita bisa menyusun sendiri Sejarah Menjadi Indonesia.

Seperti umumnya sejarawan dan para peminat sejarah Indonesia, awalnya cukup menghargai buku Harry A. Poeze dkk karena telah memberikan informasi baru. Namun setelah saya lebih banyak saya menggali data dan melakukan analisis yang lebih konferehensif, ternyata buku Harry A. Poeze dkk tidak bisa ditelan mentah-mentah isinya. Seperti kita, mereka juga sedang mempelajari sejarah Indonesia. Namun tentu saja ada perbedaan antara Harry A. Poeze dkk dengan kita para peminat sejarah Harry A. Poeze dkk sebenarnya sadar-tidak sadar mereka membawa kita ke dalam pikiran mereka. Dalam hal ini juga saya mulai memahami diantara data mereka banyak yang tidak valid dan analisis yang mereka lakukan ternyata biasa-biasa saja dan yang lebih penting mereka tampaknya menyelipkan argumen yang dapat dikatakan bertentangan dengan fakta dan data. Oleh karena itu, saya menjadi mengetahui apa motif Harry A. Poeze dkk dalam menulis buku itu. Sadar tidak sadar para pembaca Indonesia judul buku itu telah diplintir dengan tambahan nama pengantar judul yang bersifat rasis: ‘Di negeri penjajah: orang Indonesia di negeri Belanda, 1600-1950’. Dalam hal ini jika kita cermat dari awal judul yang mereka berikan sudah menjebak kita ke dalam perankap mereka untuk membacanyasikap. Secara umum, sebagaiman kita mengulik sejarah untuk menemukan kehebatan orang Indonesia, sebaliknya mereka berusaha mengulik sejarah apa yang menjadi kelemahan dan keburukan orang Indonesia. Hanya saja itu dikemas dengan baik sehingga para pembaca Indonesia seakan kita ikut menari ketika mereka memainkan musik. Judul buku itu sebenarnya tidak mencerminkan isinya. Boleh jadi dalam hal penerbit di Indonesia ingin menambahkan tamabahan pada judul agar sesuai/ Judul asli buku adalah ‘IndonesiĆ«rs in Nederland 1600-1950’.

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Indonesia Soetan Casajangan? Seperti disebut di atas, sejarah Soetan Casajangan memiliki kisah tersendiri yang sengaja tidak sengaja ada yang ingin mengerdilkannya. Sejarah Soetan Casajangan sudah ditulis pada artikel sebelumnya ‘Sejarah Menjadi Indonesia (288): Pahlawan Indonesia Soetan Casajangan dan Indische Vereeniging; Sejarah PI, PPPI hingga PPKI’, Artikel ini dapat dikatakan kelanjutannya. Lalu bagaimana sejarah Pahlawan Indonesia Soetan Casajangan selengkapnya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia Soetan Casajangan dan Bataksche Bank

Tunggu deskripsi lengkapnya

Indische Vereeniging dan Bataksche Bank: Sejarah VOC, NHM hingga BUMUN

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar