Minggu, 03 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (509): Pahlawan Indonesia – Raden Kartono dan Soetan Casajangan; Alimatoe’ Saadiah - RA Kartini

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dalam daftar alamat pribumi studi di Belanda (1908-1910) beberapa diantaranya tinggal di alamat yang sama seperti Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan Soripada dan Raden Mas Pandji Sosro Kartono di Oude Vest 77 Leiden. Boleh jadi itu karena keduanya sejak awal sudah berada di alamat itu karena mereka berdua adalah mahasiswa senior. Sedangkan R Hoesein Djajadiningrat (lulus HBS Batavia) an Raden Soemitro (meneruskan HBS di Leiden) baru tiba tahun 1906. Sebagai mahasiswa senior tentu saja menjadi penting diperhkan.

Saudara perempuan Raden Mas (RM) Kartono bernama Raden Adjeng (RA) Kartini. Hanya beda huruf, Boleh jadi karena usia mereka hanya beda dua tahun. Saat RM Kartono masuk sekolah menengah (HBS) di Semarang tahun 1891, RA Kartini masih di sekolah dasar berbahasa Belanda (ELS). RM Kartono lulus HBS tahun 1896 dan langsung berangkat studi ke Belanda. Lalu, bagaimana dengan RA Kartini? Setelah lulus ELS di Rembang, tidak melanjutkan studi ke HBS. Padahal rekan-rekannya di ELS (semauanya Eropan/Belanda) banyak yang melanjutkan studi ke HBS. Berbeda dengan Alimatoe’Saadiah di Padang. Setelah lulus ELS kemudian melanjutkan ke sekolah guru (kweekschool) di Fort de Kock. Pada saat Alimatoe’Saadiah lulus menjadi guru tahun 1903, lulusan Docter Djawa School, Haroen Al Rasjid ditempatkan di Padang, Guru dan dokter ini kemudian menikah. Sementara RA Kartini keinginannya menjadi guru tidak terlaksana dan kemudian dinikahkan dengan seorang pejabat (bupati) Rembang. Anak Kartini lahir tahun 1904 (Soesalit); anak Alimatoe’saadiah lahir tahun 1905 (Ida Loemongga). Alimatoe’Saadiah dan RA Kartini adalah dua perempuan pribumi yang terdeteksi sekolah di ELS. Haroen Al Rasjid adalah putra dari Soetan Abdoel Azis Nasoetion di Padang Sidempoean sedangkan Alimatoe/Saadiah adalah anak dari Saleh Harahap gelar Dja Endar Moeda di Padang. Dja Endar Moeda sendiri adalah kakak kelas Soetan Casajangan di sekolah guru Kweekschool Padang Sidempoean. Last but not least: Ida Loemongga, cucu Dja Endar Moeda kelak menjadi perempuan Indonesia pertama bergelar doktor (Ph.D) di Universiteit Utrecht tahun 1930.

Lantas bagaimana sejarah RM Pandji Sosro Kartono dan Soetan Casajangan? Seperti disebut di atas, RM Pandji Sosro Kartono dan Soetan Casajangan adalah dua mahaiswa senior di lingkungan Indische Vereeniging di Belanda. Lalu bagaimana sejarah RM Pandji Sosro Kartono dan Soetan Casajangan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia – Raden Kartono dan Soetan Casajangan: Indische Vereeniging di Leiden

Tunggu deskripsi lengkapnya

Alimatoe’ Saadiah dan RA Kartini: Permpuan Pribumi Pertama Sekolah di ELS

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar