Selasa, 12 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (527): Pahlawan Indonesia - Bahasa Melayu Suksesi Bahasa Sanskerta Bertransformasi Bahasa Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Usulan PM Malaysia menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa rasmi ASEAN memang baik tetapi tidak benar. Menggunakan Bahasa Indonesia sejak sejak lama di Indonesia dilakukan dengan baik dan benar. Memang betul bahasa Indonesia bertransformasi dari bahasa Melayu, tetapi Bahasa Indonesia terbentuk di wilayah Indonesia (baca: Hindia Belanda). Sedangkan bahasa Melayu dipertahankan di sejumlah daerah seperti di Riau, Sumatra Timur, Sumatra Barat, Betawi, Kalimantan Barat dan kota-kota lain dengan dialek yang berbeda-beda. Bahasa Melayu juga dipertahankan di Sememenanjung Malaya, Penang, Singapoera, Brunai serta Sabah dan Sarawak.

Bahasa Indonesia sama di semua wilayah di Indonesia di Riau, Sumatra Timur, Sumatra Barat, Betawi, Kalimantan Barat, di Jawa Barat, di Jawa Tengah, di Jawa Timur, di Sumatra Selatan, di Tapanuli dan daerah lainnya serta di kota-kota Indonesia. Bahasa Indonesia adalah lingua franca di wilayah Indonesia yang dijadikan sebagai bahasa nasional Republik Indonesia. Sedangkan bahasa Melayu yang dipertahankan seperti di Riau dianggap sebagai bahasa daerah. Sementara itu bahasa Melayu di Semenanjung (termasuk Penang dan Singapoera) berbeda dengan bahasa Melayu di wilayah Kalimantan Utara di (negara) Brunai dan (negara bagian Malaysia) di Sabah dan Sarawak. Bahasa-bahasa Melayu di Brunai, Sabah dan Sarawak lebih mirip dengan bahasa Melayu di wilayah Indonesia. Bahasa Melayu di Semenanjung banyak menyerap bahasa Inggris, sedangkan bahasa Indonesia lebih banyak menyerap bahasa-bahasa daerah di wilayah Indonesia..

Lantas bagaimana sejarah Bahasa Melayu Suksesi Bahasa Sanskerta Bertransformasi Bahasa Indonesia? Seperti disebut di atas, PM Malaysia mengusulkan bahasa Melayu menjadi bahasa rasmi (kedua, setelah bahasa Inggris) di wilayah ASEAN. Lalu bagaimana sejarah Bahasa Indonesia menjadi bahasa Nusantara (ASEAN)? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia dan Bahasa Melayu Suksesi Bahasa Sanskerta

Tunggu deskripsi lengkapnya

Bahasa Melayu Bertransformasi Menjadi Bahasa Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar