Selasa, 28 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (680): Ompung dan Eyang Nama Gelar Raja Zaman Kuno; Hyang Hang Yang Dipertuah Mpu Empung

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Ompung adalah kakek di Tanah Batak dan Eyang adalah kakek di Tanah Jawa. Dalam silsilah keluarga (batih) sebutan kakek dan cucu adalah dua sebutan yang terus berulang seperti halnya grandfather (kakek) dan grandson (cucu). Dalam tradisi, terutama di Tanah Batak, nama anak pertama adalah sebutan ayah dan cucu pertama adalah sebutan kakek. Lantas pernahkah terpikir bahwa Ompung dan Eyang berasal dari zaman kuno sebagai gelar yang sangat terhormat (Raja): Ompung di Tanah Batak yang merujuk pada Mpu dan Empung; Eyang di Tanah Jawa yang merujuk pada Hyang, Hang dan Yang di Peruah (Yang di Pertuan).

Pada zaman dahulu kala, di Jawa dikenal nama-nama terkenal dengan gelar Mpu seperti Mpu Prapanca, Mpu Grandring, Mpu Sendok, Mpu Tantular. Di wilayah Melayu (Sumatra dan Semenanjung) pada zaman dahulu dikenal gelar Hang seperti Hang Tuah, Hang Lekir dan Hang Jebat. Gelar Hang kemudian diduga menjadi Yang seperti Yang Dipertuan Agung. Pada zaman yang lebih tua, selain Hang dan Mpu disebut nama gelar Hyang seperti pada prasasti Kedoekan Boekit (682 M) yakni Dapunta Hyang Nayik (di Tanah Batak?); prasasti Talng Tuwo (684 M) Dapunta Hyang Srinagajaya (di Tanah Palembang) dan prsasati Sojomerto (700 M) Dapuntra Seildendra, tidak disebutkan gelar Hyang (di Tanah Jawa). Kini Mpu menjadi Empung di Sulawesi dan Ompung di Tanah Batak; Hyang atau Hang menjadi Eyang di Jawa.

Lantas bagaimana sejarah Ompung dan Eyang yang merujuk pada nama gelar Raja pada Zaman Kuno? Seperti disebut di atas, pada zaman dahulu kala raja memiliki gelar, tetapi kini nama-nama gelar itu hanya dikenal sebagai sebutan kakek. Lalu bagaimana sejarah Ompung dan Eyang yang merujuk pada nama gelar Raja pada Zaman Kuno? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Ompung dan Eyang Nama Gelar Raja Zaman Kuno: Hyang, Hang, Yang (di Pertuah), Mpu, Empung

Tunggu deskripsi lengkapnya

Hyang, Hang, Yang (di Pertuah), Mpu, Empung: Nama-Nama Gelar Awal Sejarah Nusantara

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar