Rabu, 06 Juli 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (696): Bahasa Melayu di Malaysia Akan Punah? Pengaruh Bahasa Indonesia yang Semakin Mendunia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Melayu di Malaysia akan punah? Tentulah itu sulit. Terlalu besar populasi penutur bahasa Melayu di Malaysia menjadi punah. Bahasa Melayu di Malaysia bukanlah bahasa Wales di Inggris yang harus punah karena ‘ditelan’ bahasa Inggris. Bahasa Melayu di berbagai wilayah, termasuk di Malaysia ada kemiripan dengan Bahasa Indonesia akan ikut menjaganya dari kepunahan. Meski ada kekhawatiran itu, yang justru berpengaruh adalah popularitas Bahasa Indonesia yang semakin mendunia.

Bahasa Melayu di Malaysia tidak akan punah sebagaimana ada yang mengkhawatirkan. Terlalu besar populasi suatu penutur bahasa Melayu akan punah. Hanya populasi kecil penutur bahasa yang punah. Sejumlah bahasa etnik di Indonesia yang populasinya kecil mengalami kepunahan, karena pengaruh kuat bahasa di sekitar (bahasa tetangga). Bahasa Wales berbeda dengan bahasa Melayu. Permasalahan bahasa Melayu adalah soal aksen yang bergeser, Dalam sejarahnya, Bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu, tetapi dalam perkembangannya Bahasa Indonesia memiliki aksen tersendiri karena perubahan linguistik itu sendiri. Bahasa Melayu di Indonesia, termasuk bahasa Melayu di Malaysia begitu dekat dengan Bahasa Indonesia, pengaruh aksen inilah yang diduga akan terjadi yang memperngaruhi bahasa Melayu jika dibandingkan soal kepunahan itu sendiri.

Lantas bagaimana sejarah bahasa Melayu di Malaysia akan punah? Seperti disebut di atas, bahasa Melayu, termasuk di Malaysia sulit punah, tidak hanya karena populasi penuturnya banyak juga kedekatannya dengan Bahasa Indonesia. Yang terjadi adalah pergeseran aksen bahasa karena pengaruh yang kuat dari Bahasa Indonesia. Lalu bagaimana sejarah bahasa Melayu di Malaysia akan punah? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Bahasa Melayu di Malaysia Akan Punah? Pengaruh Bahasa Indonesia yang Semakin Mendunia

Tunggu deskripsi lengkapnya

PePengaruh Bahasa Indonesia yang Semakin Mendunia: Perubahan Akses Bahasa Melayu?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar