Kamis, 20 April 2023

Sejarah Banyumas (53): Pendudukan Jepang di Wilayah Banyumas (1942-1945); Situasi Kondisi Gua Jepang Kabupaten Banyumas


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyumas dalam blog ini Klik Disini

Bagaimana sejarah pendudukan militer Jepang di wilayah (residentie) Banjoemas kurang terinformasikan. Pada masa kini, kehadiran Jepang di wilayah Banyumas hanya dibicarakan secara luas tentang keberadaan gua di wilayah kabupaten Banyumas yang diduga sebagai peninggalan masa Jepang. Dalam hubungan itulah artikel ini ditulis.


Gua Jepang di Kabupaten Banyumas. 19 Februari 2021. Di kabupaten Banyumas peninggalan masa Jepang di temukan di dua kecamatan, yaitu kecamatan Rawalo dan kecamatan Kebasen. Di kecamatan Rawalo, di dusun Kalibacin, desa Tambaknegara ditemukan gua Jepang sebanyak empat (4). Sementara di kecamatan Kebasen, di dusun Losari dan dusun Beji, desa Gambarsari ditemukan gua Jepang sebanyak delapan buah. Di antara kedua kecamatan tersebut terdapat jalur 3 jalur yang sangat strategis yaitu jalur antar kota yang menghubungan antar kota, yaitu Jalan Raya Purwokerto sampai Bandung dan Jalan Raya Purwokerto – Kebasen – Sampang – Kroya – Cilacap. Khususnya jalan yang menghubungkan antara Purwokerto – Cilacap dinilai yang utama dan paling penting, sebab Cilacap merupakan kota pelabuhan penting. Selain jalan darat tersebut terdapat dua (2) jalur perhubungan, yaitu jalur lalu lintas kereta api dan jalur lalu lintas air melalui Sungai Serayu. Jalur lalu lintas kereta api ke barat menghubungkan dengan daerah pusat kekuasaan yaitu Jakarta dan ke timur menghubungkan dengan daerah Yogyakarta sebagai bekas ibu kota. Sedangkan jalur lalu lintas air melalui Sungai Serayu. Sungai ini bagian hilir berada di pantai selatan, yaitu di kota Cilacap. Sedangkan bagian hulu berada di daerah pedalaman. Diperkirakan dengan bisa mengamankan jalur tersebut kepentingan Jepang di Jawa akan dapat terjaga. (https://arkeologijawa.kemdikbud.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah pendudukan Jepang di wilayah Banyumas (1942-1945)? Seperti disebut di atas, sejarah kehadiran Jepang di wilayah (residentie) Banjoemas kurang terinformasikan. Mengapa begitu. Yang jelas narasi sejarah Jepang di wilayah Banyumas hanya seputar tentang situasi dan kondisi gua Jepang di kabupaten Banyumas. Lalu bagaimana sejarah pendudukan Jepang di wilayah Banyumas (1942-1945)? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pendudukan Jepang di Wilayah Banyumas (1942-1945); Situasi dan Kondisi Gua Jepang di Kabupaten Banyumas

Tunggu deskripsi lengkapnya

Situasi dan Kondisi Gua Jepang di Kabupaten Banyumas: Bagaimana Sejarah Pendudukan Jepang Sebenarnya di Wilayah Banyumas?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar