Rabu, 25 Oktober 2023

Sejarah Bahasa (99):Bahasa Sekak dan Suku Laut di Pesisir Kepulauan Bangka Belitung; Ragam Dialek-Dialek Bahasa Melayu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Sekak adalah kelompok etnis yang mendiami kepulauan Bangka Belitung. Sekak merupakan salah satu suku tua yang mendiami pesisir sepanjang Pulau Bangka. Sebagian besar masyarakat suku ini masih menganut animisme atau kepercayaan lokal. Suku ini mendiami daerah di pesisir pantai di daerah utara Pulau Bangka. Suku Sekak merupakan keturunan suku Mantang, salah satu suku tertua yang merupakan bagian dari suku Laut.

 

Mengenal Lebih Dalam Suku Sawang Di Bangka Belitung, Simak Berdasarkan Historis, Ciri-ciri dan Bahasa. Trendberita. com. Pulau Bangka memiliki beberapa suku asli yang hingga kini masih memegang prinsip dan kearifan lokalnya seperti suku Sawang dan suku Lom atau suku Sekak. Di pulau Belitung suku Sawang adalah kelompok etnis yang hidupnya berpindah-pindah di laut kawasan pantai pulau-pulau kecil yang bisa dikatakan sebagai suku yang hidup di daerah laut atau orang laut. Suku Sawang dikenal juga dengan sebutan suku Laut atau suku Sekak. Di pulau Belitung, suku Sawang tinggal di daerah Juru Seberang, Kampung Baru/Kampung Laut, dan Gantung. di pulau Bangka suku Sawang ini berada di pulau Lepar dan pulau Pongok di bagian selatan pulau Bangka. Suku Sawang terkenal sebagai pemandu, penyelam, dan nelayan yang andal, hidup di perahu dari satu tempat ke tempat lain. Orang Sawang memiliki warna kulit lebih gelap, rambut lurus dan sebagian bergelombang, badan kekar dan tegap. Bahasa suku Sawang bernama bahasa Sekak, bahasa Melayu dialek yang berbeda suku asli lain di daerah Belitung. (https://www.trendberita.com/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Sekak dan suku Laut di pesisir kepulauaan Bangka Belitung? Seperti disebut di atas orang Sekak di wilayah pesisir Bangka Belitung berbahasa Sekak. Raham dan dialek-dialek bahasa Melayu. Lalu bagaimana sejarah bahasa Sekak dan suku Laut di pesisir kepulauaan Bangka Belitung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa Sekak dan Suku Laut di Pesisir Kepulauan Bangka Belitung; Ragam Dialek-Dialek Bahasa Melayu 

Tunggu deskripsi lengkapnya

Ragam Dialek-Dialek Bahasa Melayu: Bahasa-Bahasa Asli dan Dialek-Dialek Bahasa melayu

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar