Selasa, 02 Maret 2021

Sejarah Ternate (27): Ide Republik Maluku Selatan Tempo Dulu, Provinsi Maluku Utara Masa Kini; Indo Hindia Ingin Pisah Belanda

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Ternate dalam blog ini Klik Disini

Satu bab dalam sejarah Indonesia adalah soal pemisahan dan penggabungan wilayah. Pada level yang lebih rendah pemekaran dan penggabungan wilayah lazim dilakukan bahkan sejak awal era Pemerintah Hindia Be;landa. Tujuannya hanya satu yakni mengadministrasikan wilayah di dalam satuan pemerintahan untuk tujuan keseimbangan antara peningkatan penerimaan pemerintah (profit) dan pengembangan welfare penduduk (pendapatan, kesehatan dan pendidikan). Pemisahan dan penggabungan dilakukan atas dasar satuan geografis, etnografis dan efisiensi pembangunan infastruktur (pelabuhan, jembatan dan jalan serta fasilitas pemerintahan).

Pada era VOC, sistem pemerintahan memang sudah ada tetapi masih samar-samar. Batas administrasi wilayah hanya sebatas pengakuan para raja atau sultan yang menjadi mitra VOC. Hukum hanya sebatas perjanjian dan kerjasama dalam bentuk plakat (pendek atau panjang). Meski demikian, hukum ini diakui di Eropa (paling tidak diantara negara-negara yang telah memiliki yurisdiksi perdagangan seperti di Asua Tenggara). Ketika Pemerinta Hindia Belanda dibentuk (setelah VOC) dibubarkan pada tahun 1799, batas-batas wilayah administrasi negara mulai dirapihkan. Yang paling mencolok pada fase awal ini penegasan batas-batas wilayah yurisdiksi Belanda dan Inggris yang mana Bengkoelen dan Malaka dipertukarkan (Traktat London 1824). Penarikan batas Papua terkesan tergesa-gesa karena kurangnya studi etnografi di pedalaman, Batas-batas Timor sudah sejak lama, namun minat Australia (defacto Inggris) diabaikan Portugis. Penarikan batas Belanda dan Amerika Serikat (sebelumnya Spanyol) soal (pulau) Miangas sempat berlarut-larut hingga ke mahkamah internansiona (arbitrasi) 1912. Dokumen Ternate (Talaud) akhirnya memenangkan Belanda. Sementara itu di internal Hindia Belanda penarikan batas-batas itu sangat dinamis seperti pemisahan dan penggabungan pada level provinsi, residentie, afdeeling dan bahkan hingga tingkat district. Batas-batas inilah yang juga menjadi dasar pembentukan provinsi dan kabupaten pada awal Pemerintah Republik Indonesia.

Lantas bagaimana sejarah awal munculnya gagasan Republik Maluku Selatan (RMS)? Hal itu terkait dengan pengakuan Belanda terhadap kedaulatan Indonesia dalam bentuk RIS (bukan dala bentuk RI). Dalam konteks ini juga diperkeruh oleh tarik-ulur kerajaan Belanda soal Papua (Irian Barat). Bagaimana semua itu saling terhubung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Awal Munculnya Gagasan Republik Maluku Selatan

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pemisahan dan Penggabungan Era Republik Indonesia: Provinsi Maluku Utara

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar