Jumat, 29 Oktober 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (200): Peta Teluk di Seputar Pulau Jawa; Sungai-Sungai Besar Bermuara di Teluk-Teluk Besar; Ada Apa?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Setiap pulau memiliki teluk-teluk? Tentu saja. Tidak hanya teluk, juga ada tanjung. Yang perlu mendapat perhatian adalah teluk-teluk besar. Di pulau Jawa ada beberapa teluk besar seperti teluk Jakarta, teluk Banten, teluk Tegal, teluk Semarang, teluk Lasem dan teluk Surabaya. Itu baru di pantai utara Jawa. Si pantai selatan Jawa juga ada beberapa teluk besar seperti teluk Cimandiri (Palabuhan Ratu), teluk Ciamis, teluk Cilacap dan teluk Progo (Jogjakarta). Di teluk-teluk besar itu umumnya terdapat muara sungai besar di masa lampau.

Teluk adalah tubuh perairan yang menjorok ke daratan dan dibatasi oleh daratan pada ketiga sisinya. Oleh karena letaknya yang strategis, teluk banyak dimanfaatkan sebagai pelabuhan. Teluk adalah kebalikan dari tanjung, dan biasanya keduanya dapat ditemukan pada suatu garis pantai yang sama. Teluk-teluk terkenal di dunia di antaranya adalah Teluk San Francisco di Amerika Serikat, Teluk Guantanamo di Kuba, dan Teluk Persia di Jazirah Arab. Beberapa teluk besar di Indonesia adalah Teluk Cenderawasih di Irian, Teluk Tomini dan teluk Bone di Sulawesi. Tentu saja masih banyak teluk-teluk besar lainnya seperti di Kalimantan, Jawa dan Sumatra.

Lantas bagaimana sejarah teluk-teluk di Indonesia? Seperti disebut di atas, banyak teluk besar di Indonesia. Namun ada beberapa teluk zaman doelo, wujudnya telah berubah dan kurang dikenal pada masa ini. Diantara teluk-teluk zaman kuno itu, dalam perkembangannya telah berubah menjadi daratan. Bagaimana bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Sungai-Sungai Besar yang Bermuara di Teluk Besar

Tunggu deskripsi lengkapnya

Peta Teluk-Teluk di Seputar Pulau Jawa

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar