Selasa, 05 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (513): Pahlawan Indonesia-Promosi Bahasa Indonesia Bahasa Resmi ASEAN; Bahasa Nusantara Melayu

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Deklarasi bahasa Indonesia dimulai pada Kongres Pemuda 1928. Sebelumnya lingua franca diantara penduduk pribumi disebut bahasa Melayu. Dengan demikian pada tahun 1928 adalah awal dari promosi bahasa Indonesia. Satu dasawarsa sebelumnya (1917) nama Indonesia dalam Kongres Mahasiswa Hindia di Belanda yang dipimpin HJ van Mook, para anggota Indische Vereeniging mempromosikan nama Indonesia sebagai penggantik nama Hindia Belanda. Pada Kongres Mahasiswa Hindia di Belanda tahun 1918 nama Indonesia sudah secara resmi menjadi nama kongres.

Nama Indonesia sebagai pengganti nama Hindia Belanda dan promosi nama Bahasa Indonesia (dari bahasa Melayu) adalah buah perjuang para mahasiswa. Terminologi Indonesia dalam hal ini merujuk pada wilayah administratif Hindia Belanda yang mana bagsa-bangsa di dalam wilayah tersebut disatukan menjadi bangsa Indonesia. Ini berarti terminologi Indonesia merujuk pada sebagian wilayah nusantara yang dikuasai oleh Belanda (Hindia Belanda). Dalam hal ini tidak termasuk Semenanjung Malaya dan Singapoera serta wilayah Borneo Utara (Inggris), wilayah pulau Timor bagian timur (Portugis), pulau-pulau Filipina (Amerika Serikat/eks Spanyol) dan wilayah Papua bagian timur (Inggris/Aistralia/eks Jerman). Dengan deklarasi Bahasa Indonesia ini, maka penduduk di berbagai wilayah yang menggunakan bahasa Melayu seperti Riau, Ambon, Betawi, Siak dan Delu, bahasa Melayu dianggap sebagai bahasa daerah yang setara dengan bahasa daerah lainnya seperti bahasa Jawa, bahasa Soenda, bahasa Batak dan sebagainya. Pada fase ini bahasa Minangkabu belum ada karena hanya disebut bahasa Melayu (belum dipromosikan nama bahasa Minangkabau).

Lantas bagaimana sejarah bahasa Melayu bertransformasi menjadi nama Bahasa Indonesia? Seperti disebut di atas, kini Bahasa Indonesia dipromosikan sebagai bahasa resmi ASEAN, yang dengan sendirinya akan berlomba dengan bahasa Melayu (di Malaysia). Lalu bagaimana sejarah bahasa Melayu sendiri? Bahasa Melayu adalah transformasi lingua franca bahasa Sanskerta. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia – Promosi Bahasa Indonesia Bahasa Resmi ASEAN; Bahasa Nusantara Melayu

Tunggu deskripsi lengkapnya

Deklarasi Bahasa Indonesia: Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Daerah

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar