Rabu, 06 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (515): Pahlawan Indonesia-Batavia Kota Pendidikan; KW III School - Daftar Lengkap Sekolah di Batavia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Batavia adalah pusat perjuangan bangsa Belanda (sejak era VOC). Di Batavia juga kemudian menjadi pusat perjuangan (bangsa) Indonesia. Para pejuang Indonesia banyak yang berkiprah di Batavia. Para pejuang itu sebagian bersekolah di Batavia. Salah satu sekolah dimana lahir para pejuang Indonesia adalah sekolah kedokteran pribumi Docter Djawa School. Meski demikian, para pejuang Indonesia ada juga yang memulai pendidikan di sekolah-sekolah berbahasa Belanda seperti Koning Willem III School dan Prins Hendrik School.

Koning Willem III School te Batavia disingkat KW III School adalah pendidikan menengah umum yang pertama kali didirikan pemerintah Hindia Belanda di Batavia pada tanggal 15 September 1860. Nama sekolah ini diambil dari nama raja Belanda kala itu, yakni Koning (raja) Willem III. Sekolah KW III berada di lokasi yang sekarang ditempati Perpustakaan Nasional Indonesia di Jalan Salemba Raya. Berdasarkan Besluit Gouverneur Generaal 5 Juni 1859 Nomor 11 dibentuk komisi, Mr. A. Prins diangkat sebagai Ketua Kehormatan Collegie van Curatoren van het Gymnasium Willem III; sebagai Kurator antara lain  T Ament. Pada tahun yang sama Pemerintah telah menyetujui usulan Kommissie van Curatoren voor het Gymnasium Willem III untuk membeli rumah almarhum Pierre Jean Baptiste de Perez untuk lokasi sekolah tersebut. Pada tanggal 13 September 1860 diadakan ujian masuk dengan hasil cukup memuaskan, 37 orang lulus dari 45 calon siswa. Pada tanggal 15 September 1860 Gymnasium Willem III dibuka dengan masa studi tiga tahun. Direktur KW III School yang pertama adalah Dr. S. A. Naber. Berdasarkan Besluit Gouverneur Generaal 21 Agustus 1867 Nomor 1, Gymnasium Willem III dibagi menjadi dua bagian: Bagian A: Hoogere Burgerschool (HBS) dengan masa studi 5 tahun yang dimaksudkan agar setelah selesai pendidikan ini dapat melanjutkan ke perguruan tinggi; Bagian B: masa belajar selama 3 tahun, setelah menyelesaikan pendidikan ini dimaksudkan agar siswa dapat melanjutkan ke pendidikan lanjutan perwira, pegawai negeri, atau pendidikan perdagangan dan kerajinan di Delft, Belanda. Walaupun ditingkatkan menjadi HBS 5 tahun namun sebutan Gymnasium Willem III tetap digunakan hingga tahun 1900an menjadi Koning Willem III School. Ketika Jepang masuk ke Indonesia tahun 1942, sekolah ini ditutup. Gedungnya dipergunakan untuk Pertahanan Sipil Belanda. Setelah Belanda menyerah, Jepang menggunakannya. Demikian juga saat sekutu mengalahkan Jepang, gedung ini dipakai oleh tentara sekutu. Tahun 1949, setelah Belanda mengakui kedaulatan RI, gedung KW III sempat menjadi markas kesatuan TNI Batalyon Kala Hitam. Kemudian beralih menjadi kantor dan perumahan Jawatan Kesehatan TNI AD. Pada awal 1987, bekas lokasi sekolah KW III tersebut direnovasi dan dipergunakan untuk Perpustakaan Nasional Indonesia. Pada tanggal 11 Maret 1989, secara resmi kompleks tersebut dibuka.(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Batavia kota pendidikan? Seperti disebut di atas, satu sekolah penting pada masa awal di Batavia adalah sekolah menengah (HBS) Koning Willem III School. Namun tidak boleh dilupakan sebelum KW III S dibuka  1860 sudah ada sekolah menengah untuk pribumi di bidng kedokteran yang kemudian dikenal Docter Djawa School. Lalu bagaimana sejarah asal-usul Batavia sebagai kota pendidikan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia – Batavia Kota Pendidikan; KW III School

Tunggu deskripsi lengkapnya

Daftar Lengkap Sekolah di Batavia: Docter Djawa School hingga Universiteit van Indonesie

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar