Selasa, 07 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (637): Mengapa Ada Orang Malaysia Tidak Akui Sejarah Indonesia; Salah Narasi Sejarah Malaysia?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Tidak ada negara lain yang peduli sejarah Indonesia. Thailand dan Filipina tidak peduli sejarah Indonesia. Sebaliknya orang Indonesia tidak peduli sejarah negara lain, termasuk sejarah Malaysia. Namun mengapa sejumlah orang di Malaysia sangat peduli sejarah Indonesia, tetapi tidak berusaha untuk mengakuinya. Inilah yang disebut anomali dalam dunia sejarah dan sejarah antara Indonesia dan Malaysia.

Tidak ada pemahaman Melayu dalam sejarah Malaysia. Yang ada adalah Alam Minangkabau. Akan tetapi mengapa dalam narasi sejarah Malaysia masa kini begitu sentral arti dan tujuan Alam Melayu. Pada era kolonial, yang muncul adalah Malay Archipelago (kepulauan Melayu), tetapi itu hanya dimaksudkan untuk nama lain Indens Archpel dan Indian Archipelago. Hanya saja Malay Archipelago, kebetulan diinsisiasi oleh para peneliti Inggris di Singapoera. Orang Belanda di Hindia Belanda tidak keberatan dengan itu, karena maksud penulisan Malay Archipelago yoh juga sama dengan yang dimaknai orang Belanda pada nama Indens Archpel dan Indian Archipelago. Ketika nama ini secara parales eksis: Indens Archpel (Belanda) dan Indian Archipelago (Inggris) dan Malay Archipelago (Inggris). Lantas mengapa nama Malay Archipelago diartikan berbeda di Malaysia dengan yang dipahami di Indonesia? Nama Indonesia juga diinisiasi oleh orang Inggris di Singapoera. Nama yang diadopsi oleh orang Indonesia. Nama Indonesia saat itu masih memiliki arti sama dengan yang sekarang.   

Lantas bagaimana sejarah mengapa ada orang Malaysia tidak mengakui sejarah Indonesia? Seperti disebut di atas, sejarah Indonesia begitu terang-benderang, semuanya dapat ditelusuri melalui data tertulis. Lalu bagaimana sejarah gelar Pahlawan Belanda menurut pandangan AP Godon? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Mengapa Ada Orang Malaysia Tidak Mengakui Sejarah Indonesia: Kesalahan Narasi Sejarah Malaysia

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kesalahan Narasi Sejarah Malaysia: Orang Indonesia Mengoreksi Narasi Sejarah Malaysia

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar