Minggu, 12 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (647): Indonesia vs Australia; Gubernur Jenderal Belanda di Hindia, Gubernur Jenderal Inggris-Australia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Nasib berbeda antara orang-orang Belanda di Hindia (baca: Indonesia) dan orang-orang Inggris di Australia. Tempo doeloe penguasa tunggal di Hindia adalah seorang Gubernur Jenderal Belanda, tetapi itu telah berakhir. Sama dengan di Australia sejak tempo doeloe penguasa tunggal adalah Gubernur Jenderal Inggris. Kedudukan Gubernur Jenderal Australia masih eksis hingga ini hari sebagai representasi (kerajaan) Inggris.

Gubernur Jenderal Australia (Governor-General of Australia) adalah perwakilan dari penguasa monarki, pada saat ini Ratu Elizabeth II, di Australia. Gubernur jenderal ditunjuk oleh penguasa monarki atas saran dari para menteri pemerintahan. Gubernur jenderal memiliki kepresidenan formal atas Dewan Eksekutif Federal dan panglima tertinggi dari Angkatan Bersenjata Australia. Fungsi gubernur jenderal antara lain mengangkat menteri, hakim, dan duta besar; memberikan persetujuan kerajaan kepada legislasi yang disahkan oleh parlemen; menerbitkan surat perintah pemilihan; dan menganugerahkan penghargaan Australia. Gubernur Jenderal secara formal diangkat oleh Monarki Australia, dalam hal surat paten yang dikeluarkan oleh raja/ratu pada suatu waktu selama masa pemerintahan mereka dan ditandatangani kembali oleh perdana menteri saat itu. Ketika akan diadakan pengangkatan Gubernur Jenderal yang baru, Perdana Menteri merekomendasikan sebuah nama kepada raja/ratu, yang berdasarkan konvensi akan menerima rekomendasi tersebut. Raja/ratu kemudiannya akan mengizinkan publikasi nama gubernur jenderal yang telah direkomendasikan tersebut, biasanya beberapa bulan sebelum berakhirnya masa jabatan gubernur jenderal petahana. Selama masa ini orang yang telah direkomendasikan tersebut akan disebut sebagai Governor-General-Designate. Setelah menerima komisi, Gubernur Jendral yang baru akan mengambil sumpah setia kepada Raja/ratu dan sumpah jabatan. Pelaksanaan sumpah-sumpah ini akan diurus oleh Ketua Hakim Mahkamah Agung Australia atau oleh hakim senior lainnya. Upacara pengambilan sumpah akan dilaksanakan di Ruangan Senat Parlemen Australia. (Wikipedia).  

Lantas bagaimana sejarah Indonesia versus Australia? Seperti disebut di atas, kedudukan Gubernur Jenderal Belanda di Indonesia telah lama berakhir, tetapi kedudukan Gubernur Jenderal Inggris di Australia masih eksis. Apakah itu masih relevan masa kini. Lalu bagaimana sejarah Australia versus Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Indonesia versus Australia: Gubernur Jenderal Belanda di Hindia, Gubernur Jenderal Inggris di Australia

Tunggu deskripsi lengkapnya

Indonesia versus Australia di Asia: Apakah Kedududkan Gubernur Jenderal Inggris di Australia Masih Relevan?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar