Senin, 13 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (649): Wilayah Negara Perbatasan, Pulau Jauh Mata Dekat Hati;Malaka v Bengkulu dan Oecusse Timor

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Wilayah negara pada masa kini tidak mengikuti hukum geometri, tetapi wilayah geografi di masa lalu ditentukan oleh geopolitik. Hal itulah mengapa ada pulau-pulau yang masuk wilayah Indonesia yang jauh dari geocentris seperti pulau Natuna dekat Malaysia di Laut Cina Selatan dan pulau Miangas dekat Filipina di Laut Sulawesi. Akan tetapi sebaliknya, ada pulau-pulau dekat perbatasan Indonesia yang jauh dari geocentris India (pulau Nikobar), Tiongkok (pulau Spratly) dan Australia (pulau Kalapa). Hal itu juga antara Filipina dengan Malaysia (Sulu) dan Brunai (Palawan).

Wilayah geografi negara Singapoera, pulau kecil yang terjepit diantara Indonesia (Bintan, Riau) dan Malaysia (Johor, Semenanjung), Ada juga wilayah Indonesia berbatasan di daratan seperti di Kalimantan (bagian barat dengan Sarawak Malaysia dan bagian utara dengan Sabah Malaysia); di Papua (berbatasan dengan negara Papua Nugini) dan di Timor (berbatasan dengan negara Timor Leste). Wilayah negara khas lainnya adalah wilayah negara Brunai yang berada di dalam (enclave) negara Malaysia (antara Sarawak dan Sabah). Jangan lupa hal serupa juga dengan satu distrik negara Timor Lestee yakni Oecusse berada di dalam enclave wilayah Indonesia di pulau Timor (provinsi Nusa Tenggara Timur), Enclave Oecussem dan Brunai sebenarnya mirip dengan posisi Singapoera terhadap Johor di Semenanjung. Last but bot least: di masa lampau ada enclave yang telah dihapuskan yakni tukar guling Bengkulu di Sumatra (Inggris) dan Malaka di Semenanjung (Belanda) yang disepakati dalam perjajian Traktat Londo 1824.

Lantas bagaimana sejarah wilayah negara di perbatasan, pulau jauh di mata teapi dekat di hati? Seperti disebut di atas, ada pulau negara Indonesia dekat negara lain dan sebaliknya ada negara lain yang pulaunya dekat Indonesia. Dalam hal ini termasuk perihal Malaka vs Bengkulu di masa lampau dan distrik Oecusse Timor pada masa kini. Lalu bagaimana sejarah wilayah negara di perbatasan, pulau jauh di mata teapi dekat di hati? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Wilayah Negara di Perbatasan: Pulau Jauh di Mata tetapi Dekat di Hati

Tunggu deskripsi lengkapnya

Wilayah Negara di Perbatasan: Malaka vs Bengkulu di Masa Lampau dan Oecusse Timor Masa Kini

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar