Kamis, 18 Agustus 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (782): Sulawesi Bagian Selatan dan Geomorfologi; Prasasti Seko dan Hubungan Sumatra dan Filipina


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Nama-nama tempat yang telah dikenal sejak masa lampau di wilayah Sulawesi bagian selatan antara lain Makassar, Luwu, Selajar dan Buton (lihat teks Negarakertagama 1365 M). Dalam teks ini tidak ada nama yang disebut di wilayah Sulawesi bagian utara. Yang disebut hanya berada di selatan teluk Tomini (Banggai). Satu yang penting di wilayah dimana Makassar kemudian berdiri suatu kerajaan yang kemudian menjadi kerajaan terkenal Gowa-Tallo. Di wilayah Luwi (teluk Bone) tetap sepi sendiri. Mengapa?


Seperti di wilayah Sulawesi bagian utara, sejatinya di wilayah Sulawesi bagian selatan sudah sejak di masa lampau terdapat peradaban awal (pra sejarah). Ini mengindikasikan bahwa wilayah Sulawesi bagian selatan bukanlah wilayah kosong. Hal ini juga ditemukannnya prasasti Seko di jantung Sulawesi (yang didahului pedabana megalitik). Terbentuknya (kerajaan) dimana ditemukan nama-nama tempat dalam teks Negarakertagama (1365) haruslah dipandang sebagai kelanjutan peradaban yang sudah ada di zaman sebelumnya/kuno. Adanya kota-kota di wilayah Sulawesi bagian selatan, terutama nama Makassar dan Luwu, serta Boeton (teks Negarakertagama 1365) mengindikasikan adanya pusat-pusat perdagangan yang penting di nusantara jauh sebelum terbentuknya kerajaan Goa-Tallo. Dalam perkembnangannya wilayah Sulawesi bagian selatan menjadi sangat penting bagi orang Portugis, lebih-lebih pada era VOC/Belanda? Mengapa?

Lantas bagaimana sejarah geomorfologi Sulawesi bagian selatan? Seperti disebut di atas, sejarah Sulawesi bagian selatan tidak dimulai dari era Kerajaan Gowa-Tallo tetapi jauh sebelumnya. Bahkan sejak zaman kuno. Dalam hal ini apakah ada hubungan sejarah Sulawesi bagian selatan dengan Sumatra dan Filipina? . Lalu bagaimana sejarah geomorfologi Sulawesi bagian selatan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Geomorfologi Sulawesi Selatan; Zaman Kuno Pra Sejarah dan Hubungan dengan Sumatra dan Filipina

Tunggu deskripsi lengkapnya

Zaman Kuno Pra Sejarah dan Hubungan dengan Sumatra dan Filipina: Dimana Perubahan Geomorfologis di Sulawesi Bagian Selatan?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar