*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Batak
Simalungun (Halak Batak Simalungun) salah satu kelompok Batak di Kabupaten
Simalungun dan sekitarnya. Sepanjang sejarah, etnis Batak Simalungun terbagi ke
dalam beberapa kerajaan. Marga asli penduduk Simalungun adalah Damanik, dan
tiga marga pendatang yaitu Saragih, Sinaga, dan Purba. Kemudian marga-marga
tersebut menjadi empat marga utama di Simalungun. Orang Batak Toba menyebut
etnis ini sebagai "Si Balungu" sedangkan orang Batak Karo menyebut
etnis ini "Timur".
Bahasa Batak Simalungun atau sahap Simalungun salah satu bahasa dalam rumpun bahasa Batak yang dituturkan oleh masyarakat Batak Simalungun. Menurut P. Voorhoeve (seorang ahli bahasa Belanda, pernah menjabat sebagai taalambtenaar Simalungun tahun 1937), bahasa Batak Simalungun berada pada posisi menengah antara rumpun Batak utara dan rumpun Batak selatan. Penelitian lain yang dilakukan oleh A. Adelaar menunjukkan bahwa bahasa Batak Simalungun merupakan cabang dari rumpun Batak selatan yang terpisah dari bahasa-bahasa Batak selatan sebelum terbentuknya bahasa Batak Toba atau Mandailing yang sekarang. Bahasa Batak Simalungun mempunyai ciri-ciri konservatif dan merupakan bahasa dalam rumpun bahasa Batak yang terdekat secara fonologis dengan bahasa induknya yaitu Proto-Batak. Dialek dan ragam bahasa dalam 4 macam dialek, yaitu: Silimakuta (Simalungun Atas/Simas), Raya, Topi Pasir (Horisan), Jahe-jahe (pesisir pantai timur). (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Simalungun di pedalaman Sumatra? Seperti disebut di atas, bahasa Simalungun di daerah aliran sungai Bah Bolon di Simaloengon dan timur laut danau Toba. Antara bahasa Angkola dan bahasa Karo di pantai timur Sumatra. Lalu bagaimana sejarah bahasa Simalungun di pedalaman Sumatra? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.