*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Apa yang membuat peneliti Eropa/Belanda begitu tertarik dalam
penyelidikan sejarah di Indonesia (baca: nusantara), bukan karena tradisi meneliti
yang sudah eksis sejak lama di Eropa, tetapi yang tidak terduga, orang
Eropa/Belanda mulai menyadari peradaban nusantara tidak kalah dari Eropa,
bahkan jauh lebih unggul dari Eropa. Itulah yang membuat para peneliti
Eropa/Belanda mulai menyelidiki sejarah masa lampau bahkan sejarah zaman kuno
Indonesia. Minat meneliti dan pertanyaan yang menantang membuat para peneliti
awal, yang umumnya para orang Eropa/Belanda membuka ruang untuk penyelidikan
sejarah bahkan sejak zaman kuno nusantara (baca: Indonesia). Kita, pada masa
ini sedikit banyak tertbantu dalam penulisan sejarah Indonesia.
Penyelidikan sejarah nusantara (baca:
Indonesia) tidak dimulai dari era Republik Indonesia, tetapi jauh di masa
lampau. Ide itu dimulai dari Rumphius dan kemudian ditindaklajuti oleh Francois
Valentijn dengan menerbitkan buka tahun 1726. Setengah abad kemudian baru
muncul penerus yakni Radermacher dkk dengan menirikan lembaga pengetahuan di
Batavia tahun 1778 (emapt tahun setelah kemerdekaan Amerika Serikat). Ternyata
orang-orang Inggris juga memiliki minat yang sama yang diinisiasi oleh William
Marsden (sejak 1881) dan Rafless (1811-1816). Minat itu semakin tumbuh pada era
Pemerintah Hindia Belanda dengan dibentuknya jurnal ilmiah pertama di Indonesia
(baca: Hindia Belanda). Satu yang menjadi menarik adalah seberapa besar
ketertarikan mereka dalam bidang sejarah? Yang jelas pada masa ini dunia ilmu
pengetahuan Indonesia, khususnya di bidang sejarah, pertanyaan apa yang ingin
dijawab dalam kaitannya dengan sejarah masa lalu, nyaris tidak ada dan hanya
ditemukan di berbagai diskusi sesaat dan pada bagian terakhir suatu laporan
riset sebagai saran atau rekomendasi lebih lanjut. Sejauh ini yang sudah
tertata baik selama ini hanya sejauh daftar judul laporan berupa indeks atau
bibliografi. Lalu bagaimana seseorang yang ingin meneliti, apakah mahasiswa
atau peneliti sulit menemukan topik atau tema atau pertanyaan apa yang perlu
diteliti lebih lanjut sesuai minat dan tantangan yang ingin dijalani. Semua
masalah yang tersisa hanya ada di tangan para peneliti atau sejarawan, sesuatu
yang tidak bersifat publik. Itu berbeda dengan di masa lampau. Para pembaca,
peneliti dan pemerintah saling kontribusi.
Lantas
bagaimana sejarah awal keingintahuan di Indonesia pada masa lampau? Itu
sebenarnya sudah mulai dilakukan para pemimpin pribumi. Para peneliti
Eropa/Belanda mulai menyadari bahwa sejarah masa lampau penting juga. Satu
peneliti awal di er VOC yang memberi kontribusi dalam sejarah nusantara adalah
Francis Valentijn yang bukunya diterbitkan pada tahun 1726. Selanjutnya pada
era Pemerintah Hindia Belanda, penyelidikan situasi dan kondisi wilayah diintegrasikan
dengan penyelidikan sejarahnya. Dalam dinamika inilah, ketika sudah ada jurnal
ilmiah, minat penyelidikan semakin berlipat ganda karena semua ingin
kontribusi, apakah sebagai peneliti atau sebagai pembaca. Bagaimana itu semua
bermula? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.