Rabu, 20 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (542): Pahlawan Indonesia - Mengapa Belanda Benci Cina; Gerakan Orang Cina Makin Terikat Pribumi

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada awalnya orang Belanda memanfaatkan orang Cina. Kebijakan ini diambil Pemerintah VOC/Belanda karena terbatasnay jumlah orang Eropa/Belanda yang bisa diandalkan sebagai penghubung antara tujuan VOC (keuntungan) dengan populasi penduduk pribumi (resources) terutama di wilayah pedalaman. Sebagai sesama orang Asia, orang Cina dianggap lebih mudah beradaptasi dengan pribumi (pemimpin maupun rakyat). Kebijakan itu berhassil orang Belanda mendapat keuntungan melimpah dan orang Cina juga diuntungkan. Kebijakan itu berlangsung hingga era Pemerintah Hindia Belanda.

Selain kebijakan menjadikan orang Cina sebagai pedagang penghubung, kebijakan lainnya yang muncul pada era VOC adalah mendatangkan tenaga kerja *kuli) dari Tiongkok untuk kegiatan produksi (pertanian tebu dan pabrik gula). Kebijakan mendatangkan kuli dari Tiongkok yang menguntungkan VOC pada akhirnya jumlah tenaga kerja sudah begitu banyak. Sikap rasis orang Belanda dan praktek eksploitatif ini menimbulkan kegelisahan diantara orang-orang Cina (yang didominasi tenaga kerja/kuli) yang akhirnya melakukan perlawan. Perang tidak terhindarkan. Orang Belanda yang menguasai senjata, untuk meminimalkan ancaman, orang-orang Belanda menghabisi (membantai) orang-orang Cina di Batavia dan sekitar. Peristiwa berdarah yang memilikun bagi orang Cina ini terjadi pada tahun 1740. Berdasarkan pemberitaan surat kabar di Belanda, jumlah korban meninggal orang Cina diperkirakan sebanyak 10 ribu orang. Suatu angka yang sangat besar pada saat itu. Setelah kejadian itu Pemerintah VOC dengan Gubernur Jenderal yang baru mengajak berdamai dan tetap berharap agar orang Cina lainnya yang masih hidup untuk tidak eksodus. Orang-orang Belanda membutuhkan keberadaan orang-orang Cina, tapi akan dihabisinya cika jumlah yang meningkat akan memberi ancaman terhadap kelangsungan mereka.

Lantas bagaimana sejarah mengapa orang Belanda benci orang Cina? Seperti disebut di atas, orang Belanda memiliki memori pada peristiwa berdarah tahun 1740. Setelah lebih dari satu setengah abad kemudian kebencinan orang Belanda terhadap orang Cina muncul kembali. Kasusnya kurang lebih sama tetapi wujudnya berbeda: Orang-orang Cina sudah mengumbangi jumlah orang Eropa/Belanda di sekolah menengah dan sudah cukup banyak yang menjadi sarjana dan bahkan bergelar doktor. Lalu bagaimana sejarah orang Belanda (kembali) benci orang Cina? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia dan Mengapa Belanda Benci Cina: Orang Cina Semakin Banyak Berpendidikan

Tunggu deskripsi lengkapnya

Mengapa Belanda Benci Cina: Gerakan Orang Cina Semakin Terikat Pribumi

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar