*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Dalam beberapa minggu terakhir isu
dan debat dimana-mana tentang bahasa resmi di ASEAN mendapatkan gambaran
beragam, khususya di Indonesia dan Malaysia. Panel Indonesia jelas mengakui
bahasa Indonesia berkembang dari bahasa Melayu dan bahwa bahasa Indonesia
berkembang dan dikembangkan secara sadar. Beberapa waktu lalu pernah muncul isu
dimana Malaysia mengklaim batik, rendang, tortor dan sebagainya. Dalam hubungan
isu bahasa ASEAN, seakan Malaysia mengklaim bahasa Melayu itu menjadi hak waris
sejarahnya. Sebaliknya panel Indonesia tegas menyatakan bahasa Melayu berasal
dari bahasa Melayu tetapi tidak mengindikasikan bahwa bahasa Melayu yang
dijadikan bahasa Indonesia berasal dari Malaysia. Jadi, sejatinya, dimana
sesungguhnya bahasa Melayu itu berkembang?
Bahasa Melayu adalah suatu bahasa
Austronesia yang dituturkan di wilayah Nusantara dan di Semenanjung Malaka.
Sebagai bahasa yang luas pemakaiannya, bahasa ini menjadi bahasa resmi di
Brunei Darussalam, Indonesia (sebagai bahasa Indonesia), dan Malaysia (juga
dikenal sebagai bahasa Malaysia): bahasa nasional Singapura: dan menjadi bahasa
kerja di Timor Leste (sebagai Bahasa Indonesia). Bahasa Melayu merupakan
basantara dalam kegiatan perdagangan dan keagamaan di Nusantara sejak abad
ke-7. Migrasi kemudian juga turut memperluas pemakaiannya. Selain di negara
yang disebut sebelumnya, bahasa Melayu dituturkan pula di Afrika Selatan, Sri
Lanka, Thailand Selatan, Filipina selatan, Myanmar selatan, sebagian kecil
Kamboja, hingga Papua Nugini. Bahasa ini juga dituturkan oleh penduduk Pulau
Natal dan Kepulauan Cocos, yang menjadi bagian Australia. Dari segi linguistik,
kini ditentukan suatu rumpun bahasa Melayu yang terdiri dari 45 bahasa yang
pada gilirannya dibagi dalam kelompok berikut: Bahasa Melayu dagang (atau biasa
disebut bahasa "Melayu Pasar" atau "Melayu Kreol"), yang
mencakup 10 bahasa: Kelompok Indonesia bagian Tengah ke Timur (9 bahasa): Kupang:
Larantuka: Manado: Maluku Utara: Gorontalo: Bacan: Ambon: Papua: Dayak: Kelompok
Indonesia bagian Barat ke Tengah (2 bahasa): Bali: Makassar: Untuk kelompok
Bahasa Melayu Kreol lainnya diluar Indonesia, selengkapnya lihat Bahasa dagang
dan kreol Melayu & Bahasa Kreol. Bahasa-Bahasa lainnya yang juga termasuk
dialek Melayu lokal diantaranya adalah: Cocos: Bangka: Barisan Selatan: Brunei:
Jambi: Kedah: Kelantan: Kutai: Musi; Pahang: Palembang; Pattani/Bahasa Yawi: Perak:
Sabah: Sarawak: Terengganu: Negeri Sembilan: Sambas: Lawoi: Pontianak: Kuantan:
Kotawaringin. Selain itu, masih banyak lagi dialek-dialek dari Bahasa lokal
masyarakat-masyarakat Melayu. Kelompok Melayu tersebut adalah yang terbesar
dalam Rumpun Bahasa Melayik.(Wikipedia)
Lantas
bagaimana sejarah Indonesiaasi di Wilayah Asia Tenggara? Seperti disebut di atas, satu
isu penting dalam hal ini adalah polemik antara Indonesia dan Malaysia tentang
bahasa. Sejatinya, di Malaysia bahasa Melayu adalah salah satu hal, orang (bangsa)
Melayu adalah hal lain lagi. Di Indonesia, bahasa Indonesia adalah satu hal,
bahasa daerah adalah hal lain lagi. Bagaiman dengan (seku) bangsa Melayu di
Indonesia? Seperti halnya di Malaysia, di Indonesia bahasa Melayu adalah satu
hal, dan (seuku-suku) bangsa Melayu hal lain lagi. Lalu bagaimana sejarah Indonesiaasi
di Wilayah Asia Tenggara? Seperti
kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.