Selasa, 29 Januari 2019

Sejarah Kota Depok (54): RSUI di Depok Rumah Sakit Universitas Indonesia; Sejarah Rumah Sakit di Depok dari Klinik Bersalin


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini
**Untuk melihat semua Sejarah UI dalam blog ini Klik Disini

Universitas memiliki rumah sakit bukanlah hal baru. Yang baru adalah Universitas Indonesia memiliki rumah sakit. Selama ini Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo (RSCM) hanya bekerjasama dengan Universitas Indonesia. RSCM sendiri berada di bawah Kementerian Kesehatan. Sementara Universitas Indonesia berada di bawah Kementerian Pendidikan. Oleh karena Kementerian Pendidikan tidak mengurusi rumah sakit, maka RSUI menjadi urusan Universitas Indonesia. Ini berarti RSUI adalah Rumah Sakit PTN pertama di Indonesia.

RSUI (foto Tempo)
Namun masih ada satu hal lain lagi. Universitas Indonesia secara defacto berada di Depok. Ini dapat dilihat dari izin mendirikan bangunan IMB Depok, Akan tetapi secara derujre berada di DKI Jakarta. Hal ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan bahwa Universitas Indonesia berada di ibukota Republik Indonesia. Sebab itu dapat menimbulkan permasalahan tersedniri bagi pasien. Misalnya di DKI Jakarta ada kebijakan libur pada hari tertentu sementara di Kota Depok hari kerja, maka dosen dan pegawai Universitas Indonesia yang menjadi dokter dan pegawai di RSUI menjadi akan turut libur. Oleh karena itu ada kemungkinan RSUI di Depok tutup (shutdown) selama hari libur di DKI Jakarta sementara di wilayah Depok adalah hari kerja.

Kehadiran RSUI di Depok akan sendirinya menguntungkan warga Kota Depok. Paling tidak telah menambah daftar rumah sakit yang ada di Depok dan menambah pilihan warga Kota Depok untuk berobat (rawat jalan dan rawat inap). Itulah keutamaan RSUI di Depok yang secara defacto benar-benar dibutuhkan warga Kota Depok. Keutamaan lainnya adalah RSUI adalah rumah sakit pendidikan dan rumah sakit kesehatan masyarakat. Itu dimaksudkan bahwa RSUI bukan rumah sakit komersil (swasta) tetapi lebih berorientasi untuk dunia pendidikan (termasuk penelitian dan pengabdian masyarakat), Semoga saja dapat mempercepat peningkatan status ksehatan masyarakat warga Kota Depok.

Sejarah Rumah Sakit di Depok

Rumah sakit pertama di Kota Depok adalah Rumah Sakit Bhakti Yudha. Rumah sakit ini berada di Jalan Raya Sawangan No 2A. Rumah Sakit ini didirikan pada tahun 1976 oleh Yayasan Bhakti Yudha yang pada awalnya adalah sebuah klinik bersalin dengan kapasitas 12 tempat tidur yang keberadaanya pada saat itu untuk mendukung proyek Perumnas di daerah Depok.

Dengan semakin berkembangnya jumlah penduduk di Depok maka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pengurus Yayasan Bhakti Yudha pada tahun 1980 meningkatkan status klinik bersalin menjadi rumah sakit umum dengan kapasitas 82 tempat tidur. Pada tahun 1984 kapasitasnya ditingkatkan lagi menjadi 110 tempat tidur. Pada Tahun 2006 Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha melakukan perubahan dan perbaikan diantaranya adalah perubahan badan hukum menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan harapan kegiatan pelayanan akan semakin baik dan professional. Selain itu dilakukan pula perbaikan atau peremajaan pada gedung laboratorium, gedung unit gawat darurat, gedung poliklinik, gedung penunjang medis, gedung rawat inap. Sedangkan untuk peralatan penunjang medis Rumah Sakit Bhakti Yudha menyediakan alat penunjang medis yang lebih modern termasuk peralatan laboratorium.Rumah sakit Bhakti Yudha kini masih eksis.

Jumlah rumah sakit di Depok terus bertambah seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kota Depok. Pertumbuhan kota Depok semakin pesat ketika statusnya ditingkatkan menjadi kota pada tahun 1999.  Sebelum tahun 2000 hanya ada dua rumah sakit yang representative yakni: Rumah Sakit Bhakti Yuda dan RS Hospital Cinere (yang berubah nama menjadi RS Puri Cinere).

Pada fase berikutnya di seluruh wilayah Kota Depok sudah terdapat belasan rumah sakit yang berkualitas. Daftar lengkap rumah sakit tersebut adalah: RS Bhakti Yuda (1980-Klinik Bersalin 1976), RS Puri Cinere (1991); RSIA Hermina (2000); RS Sentra Medika (2000); RSIA Tumbuh Kembang (2001-Rumah Bersalin 1986); RS Harapan (2004); RSIA Graha Permata Ibu (2004-Klinik 2001); RS Simpangan Depok (2004-Dokter Praktek/Rumah Bersalin 1976); RSU Bunda Margonda (2005-RSIA berubah menjadi RSU 2008); RS Tugu Ibu (2005-Rumah Bersalin 1982); RS Meilia (2006); RSUD Depok (2008); RS Mitra Keluarga (2008); RS Hasanah Graha Afiah (2008-Rumah Bersalin 2002), RS Citama, RS Bhayangkara Brimob dan lainnya.

Kini, bertambah lagi rumah sakit di Kota Depok, RSUI rumah sakit Universitas Indonesia, rumah sakit untuk warga negara Indonesia, utamanya warga yang tinggal di wilayah Kota Depok. Sebab secara defacto izin pembangunan dan pendirian RSUI berasal dari Pemerintah Kota Depok.

RSUI di Depok sejatinya bermula dari sebuah klinik kesehatan. Suatu klinik kesehatan yang dikhususkan bagi civitas akademika (tenaga kependidikan, dosen dan mahasiswa) yang bertempat di lantai dua Fakultas Keperawatan UI, tepat berada di sebelah barat RSUI ini. Sebagaimana rumah sakit pertama di Kota Depok bermula dari sebuah klinik bersalin menjadi rumah sakit modern masa kini, RSUI yang merupakan rumah sakit PTN pertama di Indonesia boleh dikatakan bermula dari sebuah klinik.

Itulah sejarah rumah sakit di Kota Depok. RSUI sendiri mulai dibuka untuk umum tanggal 16 Januari 2019. Selamat dan sukses untuk RSUI.


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

3 komentar:

  1. Admin tau rs.sitanala tangerang khn? Yg sy denger dulunya leprosarium/rs.kusta lenteng agung. Nah yg jd pertanyaan dulu letak persisnya sebelah mana ya? Dan skrg bekas nya jadi apa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekitar tahun 1934 ada dua rumah sakit kusta di Tangerang dab Malang. Dua ahli kusta dari dokter pribumi adalah Dr. Sitanala dan Dr. Sjoeib Proehoeman. Pada tahun 1934 di Lenteng Agoeng ada inisiatif swasta membangun rumah sakit gila. Pada tahun 1949 Pemerintah Hindia Belanda/NICA di sekitar Batavia/Djakarta menetapkan pusat rehabilitasi kusta untuk anak di Lenteng Agung. Namun tidak jelas apakah pusat rehabilitas kusta di Lenteng Afoeng ini juga bekas rumah sakit gila tidak jelas. Pertanyaan dimana rumah sakit kusta atau rumah sakit gila di Lenteng Agoeng sya belum pernah menemukan. Ke depan saya akan perhatikan dan saya akan tambahkan di kolom komentar ini.

      Hapus
    2. Ralat: dua rumah sakit kusta yang pertama dibangun di Semarang dan Malang. Rumah sakit kusta di Tangerang baru mulai dibangun di era Indonesia tahun 1950 seluas 50 Ha dengan anggaran f3 Juta dan selesai Maret 1956. Rumah sakit di Lenteng Agoeng besar kemungkinan rumah sakit sementara sebelum direlokasi ke Tangerang.

      Hapus